Doa Iftitah merupakan doa pembuka shalat yang memiliki makna penting dalam ibadah umat Islam. Bacaan doa iftitah diucapkan pada awal shalat sebagai tanda memulai ibadah, sehingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pelaksanaan shalat.
Doa ini juga memiliki tujuan untuk memohon pertolongan dan perlindungan Allah SWT dalam melaksanakan shalat. Memohon keberkahan dan ampunan-Nya juga. Selain itu, doa Iftitah juga memiliki makna mendalam dalam membentuk kesadaran dan ketaqwaan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Makna Doa Iftitah
Dalam doa Iftitah terdapat rangkaian kalimat yang penuh makna dan nilai-nilai keislaman yang sangat penting untuk dipahami oleh setiap umat Islam. Melalui doa Iftitah, kita mengakui kebesaran dan keagungan Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam.
Kita mengakui Allah SWT adalah yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. Selain itu, kita juga memohon perlindungan dan pertolongan-Nya dalam menjalankan ibadah shalat yang benar dan khusyuk. Doa Iftitah juga mengandung makna permohonan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Sebagai doa pembuka, doa iftitah juga berisi permemohon keberkahan dan rahmat-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk mempelajari makna doa Iftitah. Tujuannya agar dapat melaksanakan shalat dengan lebih khusyuk dan memahami makna dari setiap kata yang diucapkan.
Doa iftitah memiliki makna yang sangat penting dan dalam meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Memuji dan Mengagungkan Allah
Doa iftitah dimulai dengan memuji dan mengagungkan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pemurah, dan Maha Pengampun. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan pengakuan kita sebagai hamba kepada Sang Pencipta.
2. Memohon Perlindungan dan Pengampunan
Di dalam doa ini, kita memohon perlindungan dan pengampunan Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Kita juga memohon agar selalu diberikan petunjuk dan keberkahan dalam setiap langkah hidup kita.
3. Menjelaskan Tujuan Shalat
Doa ini juga menjelaskan tujuan kita melaksanakan shalat. Tak lain dan tak bukan yaitu sebagai ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur dan ketaatan kita kepada-Nya.
4. Memohon Bantuan dan Pertolongan
Umat muslim juga memohon bantuan dan pertolongan Allah SWT agar dapat menjalankan shalat dengan khusyuk dan penuh rasa takwa. Kita juga memohon agar selalu dijauhkan dari godaan syaitan yang dapat mengganggu konsentrasi dan ibadah kita.
5. Berharap Rahmat dan Karunia
Di akhir doa iftitah, kita berharap agar Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan seluruh umat manusia. Kita juga berdoa agar selalu diberikan kemudahan dalam menjalankan segala urusan hidup.
Macam-macam Versi Doa Iftitah
Doa iftitah merupakan doa yang dibaca pada awal shalat untuk membuka gerbang komunikasi antara manusia dengan Allah SWT. Ada banyak variasi yang berbeda-beda dari doa iftitah, tergantung dari daerah atau madzhab yang mengamalkannya.
Dengan mengetahui variasi-variasi doa iftitah ini, kita bisa memperkaya pengalaman spiritual dalam ibadah shalat kita dan memperdalam pemahaman tentang keagungan dan kemuliaan Allah SWT. Berikut adalah macam-macam versi dari doa ifitah yang bisa diamalkan:
1. Versi Allahuakbar Kabiraa
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”
2. Versi Allahuma Ba’id
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
Allahumma ba’id bainiy wa baina khotoyaaya kamaa baa’idta bainalmasyriqi walmaghribi. Allahumma naqqiiniy min khotoyaaya kamaa yunaqqii tsaubul abyadu minnad danasi. Allahummaghsilniyy min khotoyaaya bistalji wal maai wal barodi.
Artinya: “Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkan (sucikan) dariku kesalahanku sebagaimana Engkau bersihkan (sucikan) baju yang putih dari kotoran. Ya Allah cucilah (bersihkanlah) aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air, dan embun.”
3. Versi Alhamdulillahi Hamdan
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Alhamdulillaahi hamdan katsiiron thoyyiban mubaarokan fiih.
Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah.”
4. Versi Allahuma Robba Jibriilaa
Dalam buku berjudul “Panduan Salat Rasulullah 1 oleh Imam Abu Wafa” dari penerbit Guepedia, berikut bacaan doa iftitah lainnya yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ أَنْتَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allahumma Rabba Jibriilaa Wa Miikaaiila, Wa Israafiila Faa Thirassama Waati Wal Ardhi, ‘Aalimalghoibi Wasyahaadati Anta Tahkumu Baina ‘Ibaadika Fiimaa Kaanuu Fiihi Yakhtalifuuna. Ihdinii Limaakh Tulifa Fiihi Minal Haqqi Bi Idznika Innaka Tahdii Mantasyaa‘u Ilashiraathimmustaqiim.
Artinya yaitu, “Ya Allah Tuhan Jibril, Tuhan Mikail, Tuhan Israfil yang menguasai langit dan bumi. Dzat yang mengetahui hal gaib dan yang nampak, Engkaulah yang memutuskan perselisihan diantara hamba-Mu, berilah aku petunjuk dari segala perbedaan terhadap kebenaran atas izin-Mu, sesungguhnya Engkaulah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.”
5. Bacaan Iftitah Tahajud
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma Lakal Hamdu Anta Nuurus Samaa Waa Ti Wal Ardhi Wa Man Fiihini, Walakalhamdu Anta Khaiyimus Samaa Waa Ti Wal Ardhi Wa Man Fiihini, Walakal Hamdu Anta Rabbussamaa Wa Ti Wal Ardhi Wa Man Fiinhi, Antal Hakka, Wawa’dukal Hakka, Wa Khaulukal Hakka, Walikhaa’ukal Hakka, Wal Jannati Hakka, Wannaru Hakka Wassa’attu Hakka. Allahumma Laka Aslamtu, Wabika Amantu, Wa’alaika Tawakaltu, Wailaika Anabtu, Wabika Khaatsamtu, Wailaika Khakamtu. Faagfirli Lii Maa Khadamtu Wamaa Akhartu, Wamaa Asrartu Wamaa Aghlanthu, Antalmukhadmu Wa Antal Muuharu, Anta Ilaahii Laa illaa Anta.
Artinya, “Ya Allah, hanya kepada-Mu segala puji, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta sapa saja yang ada di sana. Hanya kepada-Mu segala puji, Engkaulah yang mengatur langit dan bumi serta apa saja yang ada di sana.
Hanya kepada-Mu segala puji, Engkaulah pencipta langit dan bumi serta apa saja yang ada di sana. Engkaulah yang Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan.
Karena itu, ampunilah aku atas kesalahan dan dosa-dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkaulah yang paling awal dan yang paling akhir. Engkaulah Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.”.
Perbedaan Doa Iftitah Antara NU dan Muhammadiyah
NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Keduanya memiliki sejarah, pandangan, dan praktik yang berbeda.
Dalam praktik keagamaan sehari-hari, NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam hal cara mereka mengorganisir sholat, puasa, dan lain-lain.
NU cenderung menggunakan metode yang lebih tradisional, sedangkan Muhammadiyah lebih mempromosikan cara yang lebih sederhana dan terbuka untuk beragam pendekatan dalam praktik keagamaan.
Dalam hal politik, NU dan Muhammadiyah memiliki sejarah yang berbeda. NU terkenal karena dukungannya terhadap Pancasila dan kepentingan nasional. Sementara itu, Muhammadiyah lebih terbuka untuk kritik terhadap kebijakan pemerintah dan sering mengambil posisi politik yang independen.
Keduanya pun memiliki perbedaan dalam hal bacaan ifttah. Berikut adalah doa iftutah versi NU dan Muhammadiyah:
1. Doa Iftitah Versi NU
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allahu Akbar kabiira, walhamdu lillaahi katsiira, wasubhaanallahi bukratawwa ashiila. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin.
Artinya: “ Allah Mahabesar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, pujian yang banyak, dan Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang.
Kuhadapkan wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam.
Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan oroang muslimin.”
2. Doa Iftitah Versi Muhammadiyah
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ
Allahumma baa’id bainii khathayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allahummaghsil khathayaaya bil maa-I wats tsalji wal barad.
Artinya: “ Wahai Allah Jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”
Meskipun NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam sejarah, pandangan, dan praktik keagamaan, keduanya memiliki tujuan yang sama. Tujuannya adalah untuk mempromosikan Islam moderat, toleransi antaragama, dan keberagaman dalam masyarakat Indonesia.
Kedua organisasi juga telah berperan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Kaidah dalam Membaca Doa Iftitah
Dalam pelaksanaan ibadah salat, terdapat kaidah atau urutan dalam membaca doa iftitah yang harus diperhatikan. Di bawah ini adalah beberapa kaidah dalam membaca doa iftitah saat menjalankan salat:
- Doa iftitah hanya boleh dibaca pada rakaat pertama setelah Takbiratul Ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.
- Jika terlupa membaca doa iftitah pada rakaat pertama, masih diperbolehkan membacanya pada rakaat berikutnya.
- Bagi makmum masbuk yang datang terlambat dan tertinggal oleh bacaan Al-Fatihah oleh imam, tidak diwajibkan membacanya.
Adab pada saat Membaca Doa Iftitah
Ketika membaca doa iftitah, tentunya ada adab dan juga etika yang perlu diperhatikan. Agar sesuai dengan adab dan etika yang seharusnya, saat membaca doa iftitah perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Doa iftitah sebaiknya dibaca dengan suara pelan agar tidak mengganggu kekhusyukkan ibadah orang lain.
- Jika khawatir tertinggal bacaan surat Al-Fatihah bersama imam, sebaiknya membaca doa iftitah dalam versi pendek.
- Sebaiknya jangan membaca doa iftitah dengan suara keras karena dianggap makruh.
- Ada baiknya menggabungkan doa iftitah dengan bacaan takbiratul ihram karena sunnah dilakukan.
- jika ingin menggabungkan doa iftitah dengan beberapa versi yang berbeda, pastikan memenuhi syarat tertentu agar tidak melanggar adab dan etika.
Tata Cara Membaca Doa Iftitah
Berikut adalah tata cara membaca doa Iftitah yang baik dan benar:
- Berdiri tegak dalam shaf-shaf bersama jamaah.
- Angkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan ujung jari-jari tangan menghadap ke arah qiblat sambil mengucapkan takbiratul ihram (Allahu Akbar).
- Baca doa Iftitah dengan khusyuk dan tajwid yang baik, dengan memperhatikan makhraj (tempat keluarnya huruf) dan sifat hurufnya.
- Setelah selesai membaca doa Iftitah, lanjutkan dengan membaca Al-Fatihah.
Waktu yang Dianjurkan Membaca Iftitah
Doa Iftitah disunnahkan dibaca pada semua jenis salat fardhu, baik salat fardhu lima waktu maupun salat lainnya. Contohnya seperti salat Jum’at, salat Idul Fitri, dan salat Idul Adha.
Doa ini juga disunnahkan dibaca pada salat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat fardhu. Yakni pada saat melakukan salat sunnah rawatib dan salat tahajud.
Selain itu, doa Iftitah juga disunnahkan dibaca pada salat jenazah, baik salat jenazah satu atau tiga takbir. Meskipun pada salat jenazah hanya dibaca satu takbir, namun sebelum membaca takbir tersebut disunnahkan untuk membaca doa Iftitah terlebih dahulu.
Dasar Pembacaan Iftitah dalam Salat
Pada umumnya, sunnah membaca doa Iftitah dalam salat didasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan pentingnya membaca doa ini.
Salah satu hadis yang menjelaskan tentang pentingnya membaca doa Iftitah adalah hadis riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i dari Abdullah bin Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya shalat yang tidak dimulai dengan doa, maka shalat itu terputus.”
Oleh karena itu, membaca doa Iftitah menjadi sebuah sunnah yang sangat dianjurkan dan disunnahkan dalam shalat. Selain itu, para ulama juga mengatakan bahwa membaca doa Iftitah dapat membantu seorang muslim untuk memfokuskan hati dan pikiran dalam melaksanakan shalat.
Dalam doa Iftitah, terkandung banyak permohonan kepada Allah SWT agar dosa-dosa kita diampuni dan ibadah kita diterima. Hal ini dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan seseorang dalam melaksanakan shalat.
Umat muslim pun dapat lebih khusyuk dan khudhu’ dalam beribadah kepada Allah SWT.
Syarat Sunnah Membaca Doa Iftitah
Ada beberapa syarat sunnah dalam pembacaan doa iftitah, jika salah satunya tidak terpenuhi maka hukum sunnahnya pun menjadi gugur. Perhatikan syarat sunnah dalam membaca doa iftitah berikut ini:
1. Dikerjakan di Semua Salat Kecuali Salat Jenazah
Membaca iftitah diharuskan dalam semua jenis salat, kecuali salat jenazah. Hal ini disebabkan karena dalam salat jenazah, disarankan untuk dilakukan dengan cepat.
Baik salat jenazah yang dilaksanakan di depan kuburan mayit ataupun yang dilakukan secara gaib. Maksudnya adalah di mana jenazah berada di tempat yang jauh dari tempat pelaksanaan salat.
Harus diperhatikan bahwa dalam salat gaib, jenazah berada di area yang berbeda dengan area di mana salat dilakukan. Dalam pelaksanaan salat jenazah ini, tidak membaca iftitah tidak apa-apa.
2. Cukup Waktu dalam Mengerjakan Salat
Artinya di sini adalah, membaca doa iftitah disunnahkan apabila kita mempunyai cukup waktu dalam mengerjakan salat secara penuh. Namun, jika ada rasa khawatir waktunya tidak cukup, maka cukup lakukan salat dengan rukun wajibnya saja.
3. Khawatir Ketinggalan Saat Menjadi Makmum
Iftitah dapat dibaca ketika seseorang tertinggal salat namun posisi makmum masih berdiri. Lebih tepatnya adalah ketika imam belum membaca surat Al-Fatihah.
Namun, jika posisi imam sudah tidak memungkinkan bagi makmum untuk mengejar membaca doa iftitah, maka bacaan tersebut tidak diwajibkan.
4. Saat Menjadi Makmum, Posisi Imam Selain Berdiri
Syarat sunnah yang terakhir adalah ketika seseorang menjadi makmum, lalu mendapati imam sedang melakukan gerakan salat selain berdiri. Misalnya saat rukuk atau sujud.
Jika makmum masbuq menemukan kejadian seperti ini, maka bacaan iftitah boleh tidak dilakukan.
Hukum Membaca Doa Iftitah
Membaca doa iftitah pada awal shalat adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat ditekankan) dalam agama Islam. Artinya, jika seseorang tidak membaca iftitah dalam shalatnya, shalatnya masih sah, tetapi dia akan kehilangan keutamaan yang terkait dengan membaca iftitah.
Doa iftitah bukanlah bagian dari rukun atau wajib shalat. Namun, keutamaan dari membaca iftitah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan juga diamalkan oleh para sahabatnya. Oleh karena itu, disarankan bagi umat Muslim untuk selalu membaca iftitah ketika melaksanakan shalat.
Keutamaan Membaca Doa Iftitah
Meskipun tidak diwajibkan, membaca doa iftitah ketika salat memiliki keutamaannya tersendiri. Sebagai umat muslim, kita tentu tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keutamaan tersebut. Berikut ini adalah macam-macam keutamaan dari bacaan doa iftitah:
1. Mendapatkan Pahala Sunnah
Membaca iftitah dalam shalat memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah mendapatkan pahala sunnah. Pahala sunnah adalah pahala yang diperoleh ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW tanpa ada kewajiban untuk melakukannya.
Ketika seseorang membaca doa iftitah, dia akan mendapatkan pahala sunnah dari Allah SWT. Pahala sunnah yang diperoleh tidak hanya bergantung pada seberapa banyak seseorang membaca iftitah. Ini juga bergantung pada niat dan kesungguhan hati dalam membacanya.
Selain mendapatkan pahala sunnah, membaca doa iftitah juga bisa membantu seseorang untuk lebih khusyuk dalam menjalankan shalat. Di samping itu juga mengingatkan tentang kebesaran Allah SWT, serta memohon petunjuk dan rahmat-Nya.
Dalam doa iftitah, terdapat kalimat-kalimat yang dapat memperkuat iman dan menguatkan hati seseorang dalam melaksanakan ibadah.
2. Membuka Pintu Langit
Membaca doa iftitah di awal sholat memiliki makna spiritual yang dalam, karena pada dasarnya sholat adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam doa ini, kita memohon bantuan Allah SWT untuk membuka pintu langit dan mendapatkan rahmat-Nya.
Membuka pintu langit melalui bacaan iftitah memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
Mendapatkan Rahmat dan Berkah dari Allah SWT
Membuka pintu langit melalui doa iftitah merupakan permohonan kita kepada Allah SWT untuk mengirimkan rahmat dan berkah-Nya. Dengan membaca iftitah, kita akan merasakan kedamaian dan ketenangan batin, serta merasa lebih dekat dengan Allah SWT.
Meningkatkan Kualitas Sholat
Membaca iftitah di awal sholat juga dapat membantu meningkatkan kualitas sholat kita. Dengan membuka pintu langit, kita akan merasa lebih khusyuk dan fokus dalam melaksanakan sholat. Sholat yang kita lakukan pun akan lebih benar dan sempurna.
Menjaga Diri dari Gangguan Syaitan
Membuka pintu langit melalui bacaan iftitah, kita akan memohon perlindungan dan bantuan Allah SWT. Tujuannya untuk menjauhkan kita dari godaan syaitan dan menghindari kesalahan dalam melaksanakan sholat.
3. Dibebaskan dari Api Neraka dan Sifat Munafik
Doa iftitah juga memiliki manfaat lainnya bagi umat Islam Salah satu di antaranya adalah dibebaskan dari api neraka dan sifat munafik.
Dalam doa ini terdapat kalimat “Allahumma ajirnaa min an-naar”, yang artinya “Ya Allah, lindungilah kami dari api neraka”.
Dengan membaca doa iftitah, kita memohon perlindungan dan bantuan Allah SWT untuk menjauhkan kita dari api neraka. Sehingga kita pun akan terhindar dari siksa neraka dan diampuni dosa-dosa kita.
Di dalam doa ini juga terdapat kalimat “Waj’alnaa minash-shoolihiin”, yang artinya “Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang shaleh”.
Di sana, kita memohon bantuan Allah SWT untuk membimbing kita menjadi manusia yang shaleh. Kita juga meminta Allah SWT untuk menjauhkan diri kita dari sifat munafik, dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita.
4. Malaikat Mengangkat Doa yang Dipanjatkan
Dengan membaca doa iftitah, kita menyatakan keimanan dan kesaksian kita atas kebenaran ajaran Islam dan kebesaran Allah SWT.
Dalam agama Islam, malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang diberi tugas untuk mencatat amal perbuatan manusia. Di samping itu juga membawa doa-doa manusia ke hadapan Allah SWT.
Dengan membaca doa ini, kita memohon bantuan Allah SWT untuk menjadikan sholat kita sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, doa ini juga mengandung doa memohon perlindungan dan bimbingan dari Allah SWT dalam menjalani hidup.
Malaikat yang hadir dalam setiap sholat akan mengangkat doa-doa yang dipanjatkan oleh orang yang membacanya, termasuk doa iftitah.
Dengan demikian, jika kita membaca doa iftitah dengan khusyuk dan ikhlas, malaikat akan mengangkat doa kita ke hadapan Allah SWT. Doa yang dipanjatkan pun akan lebih mudah dikabulkan.
Melalui doa iftitah, kita memohon perlindungan, pengampunan, petunjuk, dan keberkahan dalam menjalankan shalat. Tentunya, membaca doa ini kita jadikan sebagai ibadah yang ditujukan hanya kepada-Nya.
Baca juga: