Niat Puasa Bayar Hutang Ramadhan Lengkap dan Tata Caranya

Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam. Puasa sendiri termasuk dalam rukun Islam yang ke-3. Bagi umat muslim yang puasanya tidak penuh, maka diwajibkan untuk menggantinya di lain hari. Sebelum melaksanakannya harus niat puasa bayar hutang.

Seperti yang diketahui, bagi wanita muslimah tentu ada masanya mengalami haid sehingga tidak bisa full berpuasa di bulan Ramadhan. Demikian juga dengan yang sedang sakit dan uzur lainnya yang menyebabkan tidak bisa menjalankan ibadah puasa.

Pengertian Puasa Ramadhan

Pada dasarnya puasa merupakan sebuah ibadah yang dilakukan dengan cara menahan diri dari makanan dan minuman serta hal lainnya yang bisa membatalkan puasa dalam kurun waktu tertentu. Untuk puasa Ramadhan sendiri hukumnya wajib dan dilaksanakan selama bulan Ramadhan.

Puasa dilaksanakan dengan diawali membaca niat puasa Ramadhan dan waktu puasa berlangsung sejak terbit fajar sampai dengan matahari terbenam. Adapun syarat sah ibadah puasa antara lain adalah:

  • Beragama Islam dan tetap dengan agamanya atau tidak murtad.
  • Bisa membedakan yang baik dan yang tidak baik.
  • Suci dari hadas (nifas, haid)
  • Mengetahui waktu diterimanya puasa

Syarat Wajib Puasa

Pengertian-Puasa-Ramadhan

Selain syarat sah puasa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam menjalankan ibadah puasa juga ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Beragama Islam

Syarat wajib yang pertama adalah beragama Islam. Dengan demikian maka seluruh umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Seperti yang telah disebutkan dalam Al Qur’an mengenai kewajiban puasa bagi orang yang beriman.

2. Berusia Baligh

Syarat wajib yang kedua yaitu berusia baligh. Dengan demikian maka bagi anak kecil yang usianya belum baligh tidak ada kewajiban menjalankan ibadah puasa. Meski begitu tetap boleh berpuasa.

3. Berakal Sehat

Syarat wajib yang ketiga adalah berakal sehat. Sesuai dengan ijma’ para ulama, orang yang tidak berakal sehat atau kondisi kejiwaannya terganggu seperti orang gila maka tidak ada kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa, meskipun dia Islam dan sudah baligh.

4. Sehat Jasmani

Syarat wajib berikutnya yaitu sehat secara fisik atau jasmaninya. Sehingga apabila sedang sakit dengan kondisi fisik yang lemah, maka boleh tidak menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Meski begitu tetap wajib untuk menggantinya di lain hari setelah sehat.

Kondisi sakit yang dimaksud di sini adalah mengalami penyakit yang dikhawatirkan akan bertambah parah jika tetap dipaksakan menjalankan ibadah puasa.

5. Mampu Berpuasa

Puasa Ramadhan diwajibkan bagi umat Islam yang mampu dan sanggup untuk melaksanakannya. Sehingga apabila dalam kondisi tidak mampu seperti orang yang sudah lanjut usia dan lemah maka boleh tidak berpuasa dan menggantinya dengan membayar fidyah.

Seperti yang terdapat dalam QS. Al Baqarah: 184

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ


Ayyāmam ma’dụdāt, fa mang kāna minkum marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, wa ‘alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa’āmu miskīn, fa man taṭawwa’a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum in kuntum ta’lamụn.

Artinya:

“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S Al Baqarah: 184)

6. Tidak Sedang Safar

Umat muslim yang sedang safar atau melakukan perjalanan jauh tidak diwajibkan untuk berpuasa. Meski begitu, tetap ada kewajiban bagi orang tersebut untuk mengganti puasanya telah ditinggalkan di lain hari sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkan.

7. Suci dari Hadas Haid dan Nifas

Syarat wajib yang terakhir adalah suci dari hadas, yaitu yang berupa haid dan nifas. Bagi wanita yang sedang haid atau nifas maka tidak boleh menjalankan ibadah puasa karena hukumnya haram. Meski begitu, setelah masa haid dan nifas selesai bisa mengganti hutang puasanya.

Terkait dengan hutang puasa, maka bagi yang ingin mengganti puasa Ramadhan di lain hari sebelumnya harus membaca niat puasa bayar hutang.

Rukun Puasa Ramadhan

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan ada beberapa rukun puasa yang perlu diperhatikan agar puasa yang dijalankan sah dan sempurna. Diantaranya adalah seperti berikut:

1. Membaca Niat Puasa

Membaca niat puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun puasa yang sangat penting sehingga harus dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa. Niat puasa ini bisa dilakukan saat sahur atau pada malam hari sebelum tidur.

2. Menahan Diri

Rukun yang kedua adalah menahan diri sejak waktu berpuasa dimulai, yaitu dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Seseorang yang puasa harus bisa menahan diri dari hawa nafsu. Seperti makan, minum, aktivitas suami istri, dan lainnya yang membatalkan puasa.

Selain dari 2 rukun puasa di atas, ada pula beberapa hal yang disunnahkan dalam menjalankan ibadah puasa. Diantaranya adalah sahur di akhir waktu, segera berbuka setelah tiba waktu berbuka, membaca doa berbuka, serta meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan.

Keutamaan Puasa Ramadhan

Sebelum membahas tentang doa niat puasa bayar hutang, tidak ada salahnya untuk mengetahui apa saja keutamaan dari puasa Ramadhan. Dengan begitu maka diharapkan bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, termasuk menggantinya jika ada yang ditinggalkan.

1. Mendapatkan Pahala yang Berlipat Ganda

Seperti yang diketahui, menjalankan ibadah puasa bukanlah hal yang mudah. Karena harus menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lainnya yang bisa membatalkan puasa. Bukan hanya makan dan minum saja, saat berpuasa harus bisa mengendalikan hawa nafsu.

Termasuk godaan berupa syahwat maupun nafsu amarah. Itulah mengapa puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja karena ada banyak godaan yang harus bisa dikendalikan agar puasanya tetap berjalan lancar.

Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah SWT maka akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda. Tentunya butuh perjuangan yang sungguh-sungguh agar puasanya diterima.

2. Memperoleh Dua Kebahagiaan

Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT saja maka akan mendapatkan dua kebahagiaan. Yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Kebahagiaan di dunia bisa banyak macamnya, salah satu yang paling sederhana adalah kebahagiaan ketika berbuka puasa. Setelah menahan lapar dan haus sejak terbit fajar sampai matahari tenggelam, tentu ada kebahagiaan tersendiri ketika tiba waktu berbuka puasa.

3. Berpeluang Masuk Surga dari Pintu Khusus

Umat muslim yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa sehingga puasanya diterima dan mendatangkan pahala, maka berpeluang untuk mendapatkan keistimewaan. Yaitu bisa memasuki surga melalui pintu khusus.

4. Dijauhkan dari Siksa Api Neraka

Dengan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari siksa api neraka. Tentunya bukan hanya sekedar puasa saja tetapi juga dibarengi dengan ibadah lainnya seperti sholat fardhu dan sholat sunnah.

5. Mendapatkan Rahmat dan Ampunan Allah SWT

Seperti yang diketahui, bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, penuh berkah dan ampunan. Itulah mengapa umat Islam sangat dianjurkan untuk memanfaatkan datangnya bulan Ramadhan dengan menjalankan ibadah yang sebaik-baiknya.

Selain mendapatkan pahala yang berlipat ganda, menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan juga akan mendatangkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Dosa-dosa yang telah lalu sebesar apapun akan diampuni oleh Allah SWT.

Namun dengan catatan, puasa tersebut dilakukan Lillahi ta’ala semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena yang lain. Misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain atau sebab lainnya. Selain itu, puasa juga harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.

6. Meningkatkan Derajat di Sisi Allah SWT

Bagi umat Islam yang ikhlas menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya. Hal ini bisa terjadi karena setiap umat muslim akan berlomba-lomba dalam menjalankan ibadah sehingga mendatangkan banyak pahala dan kebaikan.

7. Lebih Bersemangat untuk Melakukan Kebaikan

Ibadah puasa yang dijalani dengan ikhlas akan meningkatkan rasa empati dalam diri umat muslim sehingga lebih peka dengan sesama. Dengan rasa lapar yang dialami selama berpuasa, hal itu akan meningkatkan rasa kepedulian terhadap mereka yang kurang mampu.

Puasa akan membuat umat muslim lebih bersemangat untuk melakukan kebaikan. Mulai dari membantu sesama yang membutuhkan, berbagi dan bersedekah, serta kebaikan lainnya yang meskipun terlihat sederhana namun tetap mendatangkan pahala.

Orang yang Wajib Mengganti Puasa

Bagi yang hendak mengganti puasa Ramadhan yang telah ditinggalkan tentu wajib untuk mengganti dan membaca niat puasa bayar hutang Ramadhan sebelum melaksanakannya. Adapun golongan orang Islam yang wajib mengganti puasa antara lain adalah:

  • Seseorang yang tidak berpuasa dikarenakan sedang sakit sementara dari sakitnya tersebut ada harapan untuk sembuh atau pulih.
  • Seseorang yang melakukan perjalanan jauh atau seorang musafir dengan jarak perjalanan yang ditempuh minimal sejauh 89 km dari rumah.
  • Wanita muslimah yang sedang hamil.
  • Ibu yang sedang dalam masa menyusui anak.
  • Wanita muslimah yang sedang mengalami haid maupun nifas.
  • Seseorang yang secara tidak sengaja telah membatalkan puasanya.

Orang yang Tidak Wajib Mengganti Puasa

Selain beberapa golongan orang yang wajib mengganti puasa seperti yang telah dijelaskan di atas, ada pula golongan orang Islam lainnya yang tidak wajib mengganti puasa meskipun ditinggalkan. Diantaranya adalah seperti berikut:

  • Seseorang yang tidak berpuasa karena sedang sakit dan dari sakitnya tersebut tidak ada harapan untuk sembuh atau pulih seperti sedia kala.
  • Orang lanjut usia yang sudah lemah dan tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Meskipun tidak wajib mengganti puasa dengan sebab tersebut, namun bagi golongan orang tersebut diwajibkan untuk membayar fidyah yaitu dengan memberi makan fakir miskin sesuai dengan hari yang ditinggalkan.

Orang yang Wajib Mengganti Puasa dan Membayar Kafarat

Bacaan niat puasa bayar hutang tentunya wajib diucapkan oleh umat muslim yang hendak membayar hutang puasanya. Namun rupanya ada pula golongan orang yang bukan hanya wajib mengganti puasanya saja tetapi juga wajib membayar kafarat. Siapakah mereka?

Golongan yang dimaksud adalah mereka yang membatalkan puasanya dengan melakukan aktivitas atau hubungan suami istri. Jadi bagi yang melakukan persetubuhan di siang hari ketika sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan maka wajib mengganti dan membayar kafarat.

Kafarat dalam hal ini bisa berupa memerdekakan hamba sahaya. Jika tidak memungkinkan untuk memerdekakan hamba sahaya maka diwajibkan untuk berpuasa selama 2 bulan penuh. Jika masih belum mampu melakukannya maka diwajibkan memberi makan 60 orang miskin.

Adapun ketentuan jumlah makanan yang diberikan adalah 576 gram berupa bahan makanan pokok. Dengan kewajiban kafarat yang cukup berat tersebut maka sudah seharusnya umat muslim berusaha untuk mengendalikan hawa nafsunya.

Niat Puasa Bayar Hutang Dibaca Kapan?

Mungkin masih ada sebagian yang belum mengetahui tentang ketentuan dalam membaca niat puasa untuk membayar utang puasa Ramadhan. Seperti halnya puasa di bulan Ramadhan, maka ketika hendak menggantinya di hari yang lain juga dilakukan layaknya puasa Ramadhan.

Dengan demikian maka niat untuk mengganti puasa atau qodho puasa Ramadhan ini dilakukan pada malam hari atau sebelum fajar terbit. Karena jika niat untuk membayar utang puasa diucapkan pada pagi hari, hal itu akan membuat puasanya tidak sah.

Bolehkah Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Hutang?

Bolehkah-Niat-Puasa-Syawal-Sekaligus-Bayar-Hutang?

Pertanyaan tersebut tentu sering disampaikan dalam beberapa kajian yang membahas tentang qodho puasa Ramadhan di bulan Syawal. Perlu diketahui bahwa dalam hal ini ada beberapa pendapat yang berbeda diantara para ulama.

Pendapat pertama datang dari Ibnu Hajar al Haitamiy serta Syekh A Ramli yang terdapat dalam Kitab I’anatut Thalibin. Bahwa niat puasa bayar hutang bulan Ramadhan dan puasa sunnah Syawal bisa sekaligus digabung tanpa mengurangi nilai pahala dari kedua puasa tersebut.

Terkait dengan adanya ulama yang membolehkan untuk menggabungkan dua amalan puasa tersebut maka niat yang dibacakan adalah niat puasa sunnah Syawal yang diikutkan dalam niat puasa qodho. Adapun bacaan niat puasa syawal dan bayar hutang puasa Ramadhan adalah:

Niat Puasa Syawal

Niat puasa Syawal sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an sittatin min syawwaalin sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala,”

Niat Puasa Hutang

Sementara bacaan doa niat puasa bayar hutang bulan Ramadhan sebagai berikut:


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillaahi ta’aalaa.


Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Sementara pendapat kedua datang dari ulama Abu Makhramah serta Bughyah al Mustaryidin yang menyatakan bahwa nias puasa yang sekaligus digabung akan menggugurkan nilai pahala dari puasa tersebut. Oleh karena itu dianjurkan untuk qodho puasa wajib terlebih dahulu baru puasa Syawal.

Puasa Qodho Dulu atau Puasa Syawal?

Pertanyaan mengenai mana yang harus didahulukan, membayar hutang puasa Ramadhan atau puasa Syawal seringkali membuat bingung. Sebenarnya tidak perlu bingung, karena dari MUI sendiri melalui laman resminya sudah memberikan jawaban terkait masalah tersebut, yaitu:

1. Mengqodho Puasa Ramadhan Terlebih Dahulu

Solusi yang pertama adalah mendahulukan untuk mengqodho puasa Ramadhan terlebih dahulu mengingat puasa ini wajib hukumnya. Hal ini merujuk pada sebuah dalil yang menyebutkan bahwa amalan sunnah tidak diterima sebelum yang wajib ditunaikan.

Sehingga bagi umat muslim yang mampu untuk berpuasa dan tidak ada halangan atau udzur seperti sakit, haid, nifas maupun safar/musafir, maka disarankan untuk melakukan solusi yang satu ini.

2. Boleh Mendahulukan Puasa Syawal

Solusi yang kedua adalah boleh mendahulukan puasa Syawal daripada membayar hutang puasa. Karena meskipun hukum puasa qodho adalah wajib, namun dari segi waktu pelaksanaannya bisa lebih fleksibel karena sampai Ramadhan berikutnya.

Sedangkan untuk puasa Syawal sendiri waktunya cukup terbatas karena hanya satu bulan saja. Oleh karena itu bagi umat muslim yang ada udzur seperti sakit, safar, haid maupun lainnya yang tidak mau menggabungkan puasa maka bisa menggunakan cara ini.

3. Boleh Menggabungkan Niat Puasa Bayar Hutang dan Sunnah

Solusi yang terakhir adalah dengan menggabungkan dua niat puasa yang berbeda. Yaitu dengan mengikutsertakan niat puasa Syawal ke dalam niat puasa qodho.

Dengan demikian maka puasa qodho dilakukan di bulan Syawal dengan harapan mendapatkan pahala puasa Syawal. Hal ini seperti yang terdapat dalam beberapa hadits yang membahas mengenai keutamaan bulan Syawal.

Dengan mengetahui bacaan dari niat puasa bayar hutang seperti yang telah dijelaskan diatas maka tidak perlu bingung lagi ketika sewaktu-waktu hendak mengqodho puasa Ramadhan. Ada baiknya qodho puasa dilakukan segera karena tidak ada yang tahu umur kita sampai kapan. Wallahu a’lam.

Baca juga: