Pengertian Zat Aditif, Jenis-jenis & Pengaruhnya untuk Kesehatan

Makanan kemasan atau cepat saji pada umumnya diberi tambahan zat aditif untuk mengawetkan dan memperkuat cita rasanya. Aturan pemakaian dan takaran zat ini sudah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar aman dikonsumsi oleh konsumen.

Sayangnya, zat pada makanan ini dapat menimbulkan masalah seperti ketergantungan atau ketagihan seperti kafein yang ada di dalam minuman kopi. Jika zat tersebut berasal dari tumbuhan alami, akan lebih aman bagi tubuh karena menjadi sumber nutrisi.

Zat non alami seperti pemanis buatan dan pengawet garam lebih berisiko bagi tubuh karena dibuat dari bahan-bahan kimia. Berikut ini beberapa jenis zat tambahan makanan dan pengaruhnya bagi tubuh sehingga kamu lebih berhati-hati dalam mengkonsumsinya.

Mengenal Pengertian Zat Aditif

Mengenal-Pengertian-Zat-Aditif

Zat aditif adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan keamanan, daya tahan, kesegaran, cita rasa, tekstur, tampilan dan menjaga ketahanan makanan. Zat ini pada umumnya berasal dari bahan alami atau pun buatan (bahan kimia).

Di Indonesia, zat tambahan ini disebut dengan BTP atau bahan tambahan pangan yang penggunaanya harus diawasi oleh BPOM. Tujuannya agar takaran zat yang digunakan sesuai dengan standar tidak membahayakan tubuh konsumen.

Aturan tersebut tercantum dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa zat tambahan ini meliputi proses pembuatan, pengolahan, perlakukan, penyiapan, pengemasan produk, penyimpangan, pengepakan dan proses pengangkutan.

Jadi setiap langkah atau proses pembuatan makanan sampai dengan pengangkutannya sudah diatur dalam Undang-undang. Meskipun diberi tambahan zat lain, makanan tetap aman dan baik untuk kesehatan selagi dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Jenis-jenis Zat Aditif pada Makanan

Jenis-jenis-Zat-Aditif-pada-Makanan

Dalam pemakaiannya, zat tambahan pada makanan terbagi atas beberapa jenis yang mempunyai fungsi masing-masing. Di bawah ini rangkuman zat tambahan makanan dari berbagai jenis yang wajib untuk kamu ketahui.

1. Zat Pemanis Makanan

Kegunaan zat pemanis adalah menambah rasa manis pada makanan yang terbuat dari bahan alami atau pun buatan. Pemanis alami yang biasa digunakan untuk makanan di antaranya adalah fruktosa dari sirup jagung, taumatin, sorbitol, steviol, silitol dan ertritol.

Pemanis alami tersebut lebih baik daripada pemanis buatan karena tidak diolah secara kimia dan aman dikonsumsi kapan pun. Contoh pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam makanan adalah aspartam, asam siklamat, sukralosa dan neotam.

Efek samping dari pemanis ini tentunya dapat menyebabkan penyakit diabetes, sehingga perlu diminimalisir agar terhindar dari masalah kesehatan tersebut. Cukup mengkonsumsi makanan manis hanya secukupnya dan tidak perlu berlebihan.

2. Zat Pengawet

Zat pengawet merupakan bahan aditif yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan makanan sehingga dapat digunakan lebih lama. Selain itu juga berguna untuk mencegah dan menghambat terjadinya fermentasi, penguraian, pengasaman, dan pembusukan makanan akibat mikroorganisme kecil.

Pada umumnya pengawet ini adalah bahan kimia seperti natrium nitrit, natrium sulfit, asam benzoat, nitrat, natrium nitrat hingga asam propionat. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan bahan pengawet tentunya tidak baik bagi tubuh karena adanya kandungan natrium.

Kadar natrium berlebih dalam tubuh dapat mengakibatkan hipertensi hingga risiko penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke.

3. Zat Penguat Rasa Makanan

Zat aditif penguat rasa makanan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk memperkuat dan menambah rasa atau aroma makanan sehingga lebih menggugah selera. Baik makanan kemasan atau makanan yang dibuat sendiri, sering menggunakan bahan ini untuk menciptakan rasa yang lebih enak.

Bahan penguat rasa yang paling terkenal adalah MSG (Monosodium Glutamat) dan banyak ditemukan di makanan ringan, bahan penyedap rasa dan masih banyak lagi. Sering kali muncul kontroversi tentang bahan tersebut yang dikaitkan dengan masalah kesehatan Chinese Restaurant Syndrome.

Penyakit ini mulai muncul dengan gejala mual dan sesak napas sesaat setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG sangat tinggi. Menurut standarnya, penguat rasa ini hanya boleh dikonsumsi dengan takaran 0 – 120 mg/kg berat badan kamu.

4. Zat Pewarna Makanan

Zat pewarna berguna untuk memberikan warna sehingga makanan terlihat lebih enak, hidup, dan menarik. Pewarna alami yang biasa dipakai dalam makanan adalah kurkumin, riboflavin, klorofil, pewarna karamel, beta-karoten, merat bit, antosianin, dan likopen tomat.

Mengkonsumsi pewarna alami di atas tentunya sangat baik bagi kesehatan karena mengandung vitamin dan berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sayangnya, warna yang dikeluarkan oleh zat warna tersebut tidak terlalu kuat dibandingkan dengan pewarna buatan.

Contoh pewarna buatan yang sering ditambahkan ke dalam makanan adalah tartrazine, karmoisin, ponceau 4R, merah allula, biru berlian dan ertirosin. Dalam jumlah normal, zat pewarna ini masih aman bagi kesehatan, namun jika berlebihan tentunya dapat menimbulkan penyakit untuk tubuh kamu.

5. Zat Pengemulsi

Pengemulsi merupakan zat aditif makanan yang membantu untuk mencampurkan bahan makanan agar dapat menyatu, contohnya air dan minyak. Zat emulsi yang sering digunakan adalah kalsium karbonat, natrium laktat, kalsium laktat, kalsium alginat, agar, gelatin, dan masih banyak lagi.

Tanpa adanya zat emulsi, makanan yang diolah akan sulit untuk bercampur dan memakan waktu lama. Dengan begitu, produsen makanan banyak yang menambahkan bahan ini sehingga makanan akan lebih cepat untuk dibuat.

6. Zat Antioksidan

Selain bahan aditif di atas, juga terdapat senyawa antioksidan yang sengaja ditambahkan dan bertujuan untuk menghambat terjadinya kerusakan pada makanan akibat proses oksidasi. Zat antioksidan yang paling sering ditemukan adalah BHA (butil hidiroksil anisol) dan BHT (butil hidroksil toluen).

Kedua bahan tersebut tersebut adalah zat buatan yang tentunya mempunyai efek samping bagi tubuh. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui ambang batas pemakaian BHA dan BHT yang aman untuk tubuh sehingga dapat terhindar dari efek sampingnya.

Kemudian juga ada penambahan propil galat, asam eritorbat, totoferol dan asam askorbat. Pencegahan terjadinya oksidasi ini juga berkaitan untuk membuat makanan jadi lebih tahan lama dan tidak cepat rusak akibat oksidasi dari lingkungan luar.

Pengaruh Zat Aditif Bagi Kesehatan

Secara umum, zat aditif buatan tentunya mempunyai dampak bagi kesehatanmu apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Agar dapat memahami hal tersebut, berikut ini rangkuman efek samping penggunaan bahan aditif makanan.

1. Efek Samping Zat Pemanis

Efek samping dari zat pemanis yang paling terkenal adalah memicu penyakit diabetes. Terutama bahan pemanis buatan yang tidak terlalu banyak mengandung gliserol. Selain penyakit diabetes, pemanis buatan juga dapat menyebabkan kanker.

Hal ini disebabkan oleh siklamat yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker. Kemudian juga bisa membuat saluan kantung kemih menjadi infeksi bahkan kanker yang disebabkan oleh saccarin. Pemanis aspartam yang sering ditemukan dalam minuman dapat menyebabkan penyakit saraf dan tumor otak.

Bahan pemanis buatan lainnya jika dikonsumsi secara terus menerus akan mengakibatkan terjadinya mutagenik atau kelainan pada gen.

2. Efek Samping Pengawet Makanan

Pengawet makanan yang selalu menghebohkan dunia kuliner adalah formalin, karena banyak terdapat dalam mie basah. Pengawet ini tidak hanya ditemukan pada mie saja, tapi juga dalam ikan dan bahan makanan yang disimpan cukup lama.

Efek samping formalin adalah menyebabkan kanker paru-paru, gangguan alat pencernaan, merusak saraf dan memicu penyakit jantung. Untuk itu, sebelum membeli makanan cek dan pastiakn terlebih dahulu apa saja yang terkandung di dalamnya.

Tidak hanya formalin, zat aditif berbahaya pada makanan lainnya adalah boraks yang dapat menimbulkan gejala keracunan seperti diare, mual, kerusakan ginjal dan kerusakan pada hati. Sama halnya dengan boraks, pengawet natamysin juga membuat tubuh merasa mual, muntah dan tidak nafsu makan.

Kemudian juga ada kalium asetat yang membuat ginjal menjadi rusak, sulfur oksida yang membuat lambung menjadi luka, timbulnya asma, kanker dan alergi. Peru diingat bahwa, konsumsi makanan dengan bahan pengawet berbahaya bisa menurunkan daya tahan tubuh sehingga gampang sakit.

3. Efek Samping Penguat Rasa Makanan

Badan aditif penguat rasa atau biasa dikenal dengan penguat rasa juga bisa membuat tubuhmu terserang penyakit. Umumnya, kandungan MSG ini-lah yang menjadi pemicu timbulnya penyakit atau efek samping bagi tubuh.

Kelainan yang disebabkan oleh MSG di antaranya adalah kelainan hati, hipertensi, trauma, demam tinggi, stress, alergi pada kulit, mual, muntah, sakit kepala, menurunnya kerja otak, dan depresi. Untuk itu, sebisa mungkin hindari konsumsi makanan dengan kandungan MSG yang tinggi.

4. Efek Samping Zat Pewarna Makanan

Pada dasarnya zat aditif pewarna makanan tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan, karena seluruh jenis bahan tersebut sudah diizinkan oleh BPOM dan Departemen Kesehatan Indonesia. Selain itu, jumlah kandungannya dalam makanan tidak sebanyak bahan aditif lainnya.

Akan tetapi, produsen makanan masih saja ada yang jahil memakai pewarna tekstil untuk produk mereka. Pewarna inilah yang bersifat racun dan dapat membuat tubuh terserang penyakit berbahaya. Contohnya dalah pewarna rhodamin B yang sering ditemukan dalam kerupuk merah.

Bahan tersebut bisa menyebabkan kanker, keracunan paru-paru, tenggorokan dan usus. Dalam dosis yang tinggi, kamu akan terkena diare, kanker hati bahkan alergi akut. Rhodamin B ini juga dapat memicu penyakit hypertrophy, hyperplasia, carcinomas dan kelenjar tiroid.

Tidak hanya rhodamin B, pewarna tartazine bisa memicu penyakit kanker dan meningkatkan hiperaktif pada anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan. Pewarna sunset yellow dapat menyebabkan kerusakan pada sel yaitu kromosom.

Mengkonsumsi makanan dengan kandungan pewarna Ponceau 4R bisa membuat kamu terkena penyakit anemia dan hemoglobin yang terlalu pekat.

5. Efek Samping Zat Antioksidan

Meskipun antioksidan dikenal sebagai bahan yang sangat baik bagi tubuh, namun lain halnya dengan antiokasidan buatan. Bahan tersebut adalah BHA dan BHT yang jika dikonsums secara berlebihan dapat membuat kromoson tubuh rusak.

Terutama bagi kamu yang menderita alergi aspirin, sangat berbahaya jika memakan BHA dan BHT. Kemudian BHA dapat membuat hati rusak dan mengakibat penyakit kanker jika dikonsumsi lebih lanjut apabila tidak sesuai dengan takaran dari BPOM.

Kebutuhan zat aditif pada makanan tidak dapat dihindari karena mempengaruhi aspek komersil dari pengusaha kuliner. Bahan aditif yang paling sering digunakan adalah pemanis, pengawet dan penguat rasa karena membuat makanan jadi lebih menarik untuk disantap.

Apabila konsumsi zat tersebut dapat diatur dan sesuai dengan takaran dari BPOM, penyakit atau efek sampingnya bisa dihindari. Lebih baik kamu mengkonsumsi makanan olahan sendiri tanpa adanya bahan aditif buatan sehingga aman untuk kesahatan.

Baca Juga: