Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Tujuan, Contoh, Manfaat

Klasifikasi makhluk hidup merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu biologi. Pengelompokan ini membantu ilmuwan memahami keragaman kehidupan dan bagaimana organisme-organisme ini saling berhubungan.

Melalui sistem klasifikasi yang terstruktur, keragaman dan kompleksitas kehidupan mudah dipelajari dan dipahami, seperti pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan morfologi, evolusi, dan karakteristik genetik.

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup dalam Ilmu Biologi

Pengertian-Klasifikasi-Makhluk-Hidup-dalam-Ilmu-Biologi

Klasifikasi dalam ilmu biologi merupakan proses pengelompokkan makhluk hidup ke dalam kategori-kategori yang berbeda berdasarkan kesamaan karakteristik.

Tujuan klasifikasi adalah untuk mengorganisir keragaman kehidupan menjadi suatu sistem yang teratur dan informatif.

Sistem klasifikasi yang baik membantu para ilmuwan dalam memahami hubungan evolusi dari berbagai makhluk hidup serta membantu dalam pengenalan dan identifikasi spesies yang baru ditemukan.

Tingkatan Taksonomi dalam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Tingkatan-Taksonomi-dalam-Sistem-Klasifikasi-Makhluk-Hidup

Proses klasifikasi melibatkan beberapa tingkatan taksonomi, yang disusun dari tingkatan yang lebih tinggi hingga yang lebih rendah.

Tingkatan taksonomi makhluk hidup yang dipelajari dalam ilmu biologi, antara lain:

1. Domain

Domain adalah tingkatan taksonomi tertinggi dalam sistem klasifikasi. Setiap makhluk hidup dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga domain berdasarkan karakteristik dan perbedaan fundamental pada tingkat sel dan struktur seluler.

Tiga domain dalam tingkatan taksonomi makhluk hidup, diantaranya Bacteria, Archaea, dan Eukarya.

2. Kingdom

Di bawah domain, makhluk hidup dibagi menjadi beberapa kingdom besar, seperti Kingdom Animalia (hewan), Kingdom Plantae (tumbuhan), Kingdom Fungi (jamur), dan masih banyak lagi.

3. Filum

Filum mencakup kelompok besar organisme yang memiliki beberapa kesamaan karakteristik struktural dan perkembangan embrionik.

Organisme dalam satu filum diharapkan memiliki ciri-ciri morfologi dan biologi yang sama atau mirip.

4. Kelas

Kelas mencakup kelompok organisme yang memiliki karakteristik yang mirip dan memiliki hubungan evolusi lebih dekat dibandingkan dengan tingkatan diatasnya.

Contoh kelas dalam taksonomi, antara lain Mamalia, Aves (burung), dan Reptilia. Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo yang lebih khusus dan beranggotakan spesies yang memiliki persamaan dalam ciri-ciri tertentu.

5. Ordo

Ordo mencakup beberapa famili dengan kesamaan karakteristik tertentu. Contoh klasifikasi makhluk hidup dalam tingkatan ordo adalah kelompok hewan pemakan daging (karnovora) atau kelompok hewan primata (primates).

6. Famili

Famili merupakan kelompok taksonomi yang mencakup beberapa genus yang memiliki kesamaan karakteristik yang lebih spesifik.

Misalnya, dalam kelompok kucing, Felidae adalah contoh dari tingkatan famili, yang mencakup beberapa genus seperti Panthera jenis harimau dan singa, atau Felis jenis kucing kecil.

7. Genus

Genus merupakan kelompok taksonomi yang mencakup beberapa spesies yang memiliki kesamaan karakteristik yang lebih mendalam.

Contoh genus dalam kelompok kucing adalah Felis, yang mencakup beberapa spesies kucing kecil seperti Felis catus atau kucing domestik, dan Felis silvestris atau kucing liar.

8. Spesies

Tingkatan taksonomi paling rendah yang mencakup individu-individu yang memiliki kesamaan struktural dan dapat saling menghasilkan keturunan yang subur.

Setiap spesies diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua kata, yaitu nama genus diikuti oleh nama spesifik.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dalam Ilmu Biologi

Klasifikasi dalam ilmu biologi memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Memberikan sistem penamaan ilmiah

Klasifikasi memberikan sistem penamaan ilmiah yang konsisten untuk setiap makhluk hidup. Aturan tersebut dikenal sebagai nomenklatur binomial yang diperkenalkan oleh Carl Linnaeus.

Setiap makhluk hidup diberi nama ilmiah yang diawali dengan genus, kemudian diikuti spesiesnya. Contohnya, manusia memiliki nama ilmiah Homo sapiens, di mana Homo adalah genus dan sapiens adalah spesiesnya.

Setiap organisme memiliki nama ilmiah yang unik, memudahkan komunikasi, dan menghindari kebingungan dalam memahami hubungan antara berbagai makhluk hidup.

2. Memahami sejarah evolusi

Sejarah mencatat bagaimana makhluk hidup berubah dari waktu ke waktu melalui proses evolusi. Organisme yang turun dari satu nenek moyang cenderung memiliki kesamaan dalam struktur dan sifat.

Dengan demikian, klasifikasi menggambarkan hubungan evolusi antara berbagai kelompok organisme.

Prinsip evolusi menyatakan bahwa organisme berevolusi melalui seleksi alam yang mempengaruhi keberhasilan reproduksi berdasarkan perubahan genetik yang menguntungkan.

Hasil dari proses evolusi ini tercermin dalam hierarki klasifikasi, seperti domain, kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.

3. Mempermudah identifikasi

Melalui sistem klasifikasi seperti taksonomi, ilmuwan dapat mengelompokkan organisme berdasarkan ciri-ciri yang mirip. Hal tersebut memudahkan identifikasi dan studi lebih lanjut tentang spesies baru maupun yang sudah dikenal.

4. Konservasi dan perlindungan

Manfaat klasifikasi makhluk hidup bagi para imuwan adalah mengidentifikasi spesies yang terancam punah untuk mengambil langkah konservasi secara tepat. Misalnya, mengelompokkan hewan tertentu pada habitat dan ekosistem yang sesuai.

5. Pengembangan ilmu pengetahuan baru

Klasifikasi memberikan peluang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan baru. Melalui pengelompokan organisme, para ilmuwan dapat mengidentifikasi pola, memahami perbedaan, dan menyelidiki hubungan antara berbagai jenis makhluk hidup.

Hal ini membantu dalam penelitian biologi, ekologi, dan evolusi, serta memungkinkan pengembangan pengetahuan baru tentang kehidupan di Bumi.

Pengklasifikasian makhluk hidup dalam Ilmu Biologi

Makhluk hidup dapat diklasifikasikan ke dalam lima kerajaan utama, yaitu:

1. Kingdom Animalia (hewan)

Klasifikasi makhluk hidup animalia terdiri dari dua kelompok besar, antara lain vertebrata dan invertebrata.

1. Vertebrata

Vertebrata adalah salah satu kelompok besar dalam kingdom Animalia yang mencakup hewan-hewan dengam tulang belakang. Kelompok ini terdiri dari mamalia, burung, reptil, ikan, dan amfibi.

Ciri khas utama dari vertebrata adalah adanya struktur kerangka yang melindungi sumsum tulang belakang dan memberikan dukungan struktural bagi tubuh hewan tersebut.

2. Invertebrata

Invertebrata adalah kelompok besar dalam kingdom Animalia yang mencakup hewan-hewan tanpa tulang belakang. Kelompok ini sangat beragam dan mencakup sebagian besar binatang di dunia, termasuk serangga, moluska, cacing, ubur-ubur, dan masih banyak lagi.

Invertebrata tidak memiliki struktur kerangka yang melindungi sumsum tulang belakang. Namun, jenis binatang ini mengandalkan anggota tubuh lainnya untuk mendukung dan melindungi organ dalam mereka.

2. Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Kingdom Plantae mencakup semua organisme tumbuhan yang termasuk dalam domain Eukarya.

Organisme ini umumnya memiliki sel-sel dengan dinding yang mengandung selulosa, melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan, dan memiliki siklus hidup melibatkan fase gametofit dan sporofit.

Di dalam kingdom plantae, klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada tiga divisi utama, yaitu:

1. Bryophyta (lumut)

Bryophyta adalah salah satu divisi utama dalam Kingdom Plantae yang mencakup kelompok tumbuhan lumut, termasuk lumut hati, lumut daun, dan lumut kerak.

Ciri umum Bryophyta adalah tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sejati, serta tidak membentuk biji atau bunga. Tumbuhan ini biasanya hidup di lingkungan lembap dan memiliki siklus hidup yang menunjukkan pergiliran antara fase haploid dan diploid.

2. Pteridophyta (paku-pakuan)

Pteridophyta mencakup kelompok tumbuhan pakupakuan. Tumbuhan ini termasuk dalam kategori tanaman vaskular, yaitu mengandung pembuluh angkut yang memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Pteridophyta tidak membentuk biji, melainkan berkembangbiak menggunakan spora untuk reproduksi. Beberapa contoh tumbuhan pakupakuan, antara lain paku ekor kuda, paku pakis, dan paku tanduk rusa.

3. Spermatophyta (tumbuhan biji)

Spermatophyta mencakup tumbuhan biji yang terdiri dari dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) yang bijinya terletak di permukaan alat reproduksi betina, dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae) yang bijinya terletak di dalam buah.

Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai jenis tumbuhan, termasuk pohon, semak, dan tanaman berbunga.

4. Kingdom Fungi (Jamur)

Kingdom fungi mencakup berbagai jenis jamur, seperti ragi, kapang, dan jamur makroskopis. Berikut ini ciri-ciri klasifikasi makhluk hidup yang masuk dalam kingdom fungi:

1. Eukariota

Fungi merupakan organisme eukariota, artinya mereka memiliki sel dengan inti yang terbungkus oleh membran.

2. Dinding sel mengandung kitin

Sel-sel fungi memiliki dinding yang mengandung kitin. Fungsinya memberikan struktur dan kekuatan pada sel-sel tersebut.

3. Reproduksi dengan spora

Fungi umumnya bereproduksi dengan spora, yaitu sel reproduktif yang dapat bertahan dalam kondisi lingkungan tidak menguntungkan dan tumbuh menjadi individu baru ketika kondisi cocok.

4. Heterotrof

Fungi adalah organisme heterotrof, artinya tidak dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis. Tumbuhan ini mendapatkan nutrisi dengan menyerap zat organik dari lingkungan sekitar.

5. Tubuh thallus atau miselium

Tubuh utama fungi dapat berbentuk thallus, seperti pada jamur mikroskopis, atau miselium, yaitu jaringan serabut halus yang membentang dan menyerap nutrisi dari substrat.

6. Pembentukan Ascomycota, Basidiomycota, dan Zygomycota

Fungi dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan cara reproduksinya, termasuk dalam kelompok-kelompok seperti Ascomycota, Basidiomycota, dan Zygomycota.

7. Berperan dalam dekomposisi

Fungi memainkan peran penting dalam siklus materi di alam dengan berkontribusi dalam dekomposisi. Misalnya, menguraikan sisa-sisa organisme menjadi bahan organik yang lebih sederhana.

8. Symbiosis

Beberapa fungi dapat membentuk hubungan simbiotik dengan organisme lain, seperti mikoriza yang membantu tanaman menyerap nutrisi dari tanah.

5. Kingdom Protista

Kingdom Protista mencakup organisme uniseluler dan beberapa multiseluler yang lebih sederhana. Ciri umumnya meliputi membran sel melindungi inti sel (eukariota), reproduksi secara aseksual dan seksual, serta kemampuan untuk bergerak menggunakan flagela, silia, atau pseudopodia.

Anggota kingdom protista antara lain adalah amoeba, paramecium, euglena, plasmodium, dan dinoflagellata. Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak organisme yang termasuk dalam kingdom protista yang memiliki keanekaragaman besar.

5. Kingdom Monera

Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan sistem empat kingdom oleh Herbert F. Copeland pada tahun 1938, Kingdom Monera mencakup bakteri dan alga biru-hijau. Namun, perubahan dalam sistem klasifikasi baru telah mengakibatkan penggabungan Monera dengan kingdom lain.

Sifat umum Kingdom Monera meliputi keberadaan sel prokariotik (tanpa membran inti) dan tidak memiliki organel sel kompleks seperti mitochondria atau kloroplas. Namun, memiliki dinding sel yang dapat memberikan dukungan struktural dan proteksi.

Bakteri merupakan salah satu contoh dari Kingdom Monera. Organisme ini dapat ditemukan di berbagai lingkungan dan memiliki peran penting dalam siklus nutrisi, pembusukan, serta membantu sistem pencernaan makhluk hidup lain.

Cabang ilmu biologi yang erat hubungannya dengan klasifikasi makhluk hidup adalah taksonomi. Melalui sistem pengelompokan ini, ilmuwan dapat dengan mudah memahami lingkungan dan ekosistem di lingkungan sekitar.

Baca Juga: