Imperialisme Adalah – Pengertian, Tujuan, Penyebab dan Jenis

Kolonialisme dan imperialisme adalah dua istilah yang sangat lekat dengan pelajaran sejarah.  Kedua istilah ini ada hubungannya dengan bangsa Eropa yang masuk ke Indonesia pada masa lalu. Kedua istilah ini juga sering dianggap sama karena tujuannya mirip.

Akan tetapi, imperialisme dan kolonialisme sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda. Kalau kolonialisme itu tujuannya untuk menguasai sekaligus menguras sumber daya alam yang dimiliki oleh bangsa lain untuk kemudian dibawa pulang ke negaranya.

Sedangkan imperialisme, tujuannya adalah untuk menguasai semua aspek kehidupan sebuah negara. Adapun penjelasan lebih lengkap mengenai imperialisme termasuk tujuan imperialisme adalah sebagai berikut:

Pengertian Imperialisme Adalah

Pengertian-Imperialisme-

Mulai dari pengertiannya terlebih dahulu, imperialisme itu merupakan upaya untuk bisa memegang kendali atas pemerintahan negara lain yang tujuannya tidak lain adalah untuk menguasai negara tersebut dalam rangka mendapatkan keuntungan atau kekuasaan dari megara yang dimaksud.

Hal ini sejalan dengan asal kata imperialisme, yaitu imperare yang merupakan bahasa Latin dan artinya adalah menguasai atau memerintah. Selain pengertian tersebut, KBBI juga turut memberikan penjelasan seputar arti istilah ini.

Kalau dalam KBBI, bisa diketahui bahwa maksud imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan untuk menguasai negara lain dalam rangka memperoleh kekuasaan sekaligus keuntungan yang nilainya lebih besar.

Kalau dalam kalimat yang lain, dijelaskan bahwa imperialisme itu merupakan ide politik atau kebijakan politik mengenai upaya untuk memperluas pengaruh serta kekuasaan suatu negara.  Negara yang memiliki ide ini pastinya akan melakukan beragam cara demi bisa memperluas kekuasaannya.

Bahkan termasuk menggunakan kekerasan. Oleh sebab itu, tidak heran kalau istilah imperialisme adalah istilah yang sangat identik dengan kekerasan serta penindasan.

Latar Belakang Imperialisme

Latar-Belakang-Imperialisme

Konon istilah imperialisme sudah ada bahkan sejak abad ke-19 dan yang mencetuskannya pertama kali ialah Benjamin Disraeli, seorang Perdana Menteri Inggris. Sedangkan untuk latar belakang munculnya paham ini sendiri diawali oleh Konstantinopel yang takluk di tangan Turki Utsmani.

Dahulunya, Konstantinopel menjadi pusat perdagangan rempah Eropa, tepatnya di kawasan Laut Tengah. Akses untuk menuju ke ibukota Romawi Timur ini dahulunya juga terbuka. Sayangnya, semenjak Konstantinopel dikuasi oleh Turki Utsmani tahun 1453, akses perdagangan jadi tertutup.

Akibatnya, harga rempah-rempah di pasar Eropa jadi melambung tinggi yang membuat banyak bangsa Eropa mencari sumber rempah yang harganya tentu lebih murah. Pada awalnya, bangsa Eropa yang melakukan hal itu di Indonesia ialah Spanyol dan Portugis. Inggris dan Belanda menyusul kemudian.

Sayangya, niat awal yang hanya ingin mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia jadi berubah. Mereka malah ingin menguasai Indonesia sehingga kemudian Portugis, Belanda, Spanyol serta Inggris menjadi contoh negara yang menerapkan sistem politik imperialisme.

Meskipun demikian, sebenarnya perebutan kekuasaan itu sudah ada bahkan sejak zaman raja-raja. Pada masa itu penguasa suatu daerah berusaha menaklukkan daerah lain guna memperluas wilayahnya. Tindakan ini juga bisa disebut dengan imperialisme.

Tujuan Imperialisme

Sebenarnya tujuan dari imperialisme itu sudah tercantum dalam pengertian di atas. Tetapi, untuk lebih jelasnya, bisa diperhatikan bahwa tujuan imperialisme adalah untuk menguasai sekaligus memperluas wilayah kekuasaan.

Negara yang dijajah akan dikeruk sedemikian rupa sumber dayanya baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dengan begini, maka negara imperialis atau negara penjajah akan menjadi semakin kuat.

Imperialisme jelas akan menguntungkan negara penjajah sedangkan negara yang dijajah akan sengsara. Terkait dengan tujuan ini, perlu digaris bawahi bahwa imperialisme itu tujuannya adalah untuk menanamkan pengaruh pada berbagai kehidupan negara yang dikuasai.

Penyebab Munculnya Imperialisme

Adanya imperialisme atau keinginan untuk menguasai negara lain tentu bukan tanpa sebab. Karena memang ada beberapa faktor yang mendorong suatu negara untuk menerapkan paham ini. Beberapa penyebab munculnya imperialisme adalah sebagai berikut.

  • Adanya keinginan untuk menjadi bangsa atau negara yang berkuasa dan paling besar pengaruhnya terhadap dunia
  • Adanya perasaan bahwa bangsanya lebih istimewa dibandingkan dengan bangsa lain sehingga mereka melakukan imperialisme guna memenuhi rasa bangga sekaligus meningkatkan harga dirinya
  • Adanya hasrat untuk menyebarkan agama serta ideologi yang dianut oleh negara imperialis
  • Adanya faktor geografis, di mana lokasi negara imperialis kurang strategis dan kurang menguntungkan sehingga mereka jadi berkeinginan untuk menguasai negara lain yang dianggap berada di posisi strategis
  • Adanya faktor ekonomi yang terdiri atas keinginan untuk menjamin suburnya sektor industri, adanya keinginan untuk menguasai perdagangan, ada keinginan untuk ikut serta dalam perdagangan dunia dan adanya keinginan untuk memperoleh kekayaan dari negara lainnya

Jenis Imperialisme

Meskipun pada intinya imperialisme itu merupakan upaya untuk menguasai negara lain demi mendapatkan keuntungan, tetapi imperialisme itu sendiri terdiri atas beberapa jenis. Adapun jenis-jenis imperialisme ini sebagai berikut:

Berdasarkan Tujuannya

  • Imperialisme Militer

Ini adalah jenis imperialisme yang bertujuan untuk menguasai kedudukan militer milik suatu negara dan imperialisme ini dilakukan dengan tujuan untuk bisa menjamin keselamatan negara imperialis demi kepentingan ekonomi atau kepentingan agresif.

Imperialisme politik ini tidak mengutamakan menjajah seluruh negara. Melainkan menguasai tempat-tempat yang strategis. Karena dengan mengincar tempat-tempat strategis, ini berarti juga menguasai negara secara keseluruhan dengan ancaman militer.

  • Imperialisme Kebudayaan

Jenis imperialisme yang kedua ini memiliki keinginan untuk bisa menguasai kebudayaan negara lain. Kalau kebudayaan negara tersebut dapat diubah, otomatis kebudayaan negara imperialis akan menjadi satu-satunya kebudayaan yang berkuasa.

Bisa diibaratkan, kebudayaan itu merupakan jiwa serta pikiran suatu negara. Nah, kalau jiwa serta pikiran ini sudah berhasil dikuasai, ini juga berarti bangsa tersebut sudah dijajah sepenuhnya.

Oleh karena itu, jenis imperialisme yang satu ini dianggap sangat berbahaya. Selain karena alasan tersebut, juga karena imperialisme kebudayaan cenderung tidak terasa oleh bangsa yang hendak dijajah.

Tetapi, begitu imperialisme kebudayaan berhasil, akan sulit sekali bagi bangsa yang dijajah tersebut untuk membebaskan dirinya kembali.

  • Imperialisme Politik

Imperialisme politik ialah jenis imperialisme yang bertujuan untuk menguasai semua hal milik negara lain. Dengan kata lain, inilah upaya menjajah negara yang sesungguhnya.

Kalau pada masa sekarang, jenis imperialisme ini sudah jarang ditemukan. Alasannya adalah karena pada saat ini ada paham nasionalisme, yaitu rasa cinta dan bangga terhadap bangsanya sendiri.

  • Imperialisme Ekonomi

Ini adalah jenis imperialisme yang sudah banyak dilakukan oleh para negara imperialis. Sesuai dengan cara penyebutannya, jenis imperialisme yang satu ini bertujuan untuk menguasai sektor ekonomi suatu negara.

Jenis imperialisme yang satu ini banyak dilakukan guna menggantikan imperialisme politik. Dengan kata lain, kalau politik suatu negara sudah tidak mungkin untuk dikuasai, masih ada peluang untuk melakukannya melalui sektor ekonomi.

Berdasarkan Bentuknya

  • Imperialisme Kuno

Ini merupakan imperialisme yang menjunjung semboyan imperialisme lawas yang terdiri atas 3G yaitu Gold, Gospel dan Glory atau kekayaan, penyebaran agama serta kejayaan. Imperialisme ini terjadi pada masa lampau sampai terjadinya revolusi industri.

  • Imperialisme Modern

Jenis imperialisme yang satu ini muncul setelah terjadinya revolusi industri besar-besaran yang dipelopori oleh Portugal dan Spanyol. Jenis imperialisme ini lebih fokus pada kemajuan ekonomi, bukan lagi pada kekayaan, penyebaran agama serta kejayaan yang ada di imperialisme kuno.

Revolusi industri yang terjadi tentu memerlukan bahan mentah untuk kegiatan produksi sekaligus memerlukan pasar yang luas. Akibatnya, bangsa Eropa mencari daerah jajahan guna mendapatkan sumber daya sekaligus pasar tersebut.

Tidak berhenti sampai di situ, penjelajahan terhadap dunia juga dilakukan guna menemukan tempat untuk menanam modal.

Tujuan Imperialisme Modern

Secara sepintas, tujuan dari imperialisme ini sudah tampak pada penjelasan singkat di atas, namun untuk lebih jelasnya bisa perhatikan beberapa poin berikut ini.

1. Untuk Kejayaan

Meskipun zaman sudah semakin canggih, namun tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan suatu negara melakukan imperialisme modern ialah untuk kejayaannya. Sebab, masih ada saja yang percaya bahwasanya negara yang besar itu merupakan negara yang kekuasaannya luas.

Akibat dari adanya kepercayaan tersebut, negara-negara jadi tidak sungkan lagi untuk memperluas wilayah yang dikuasainya guna membuktikan kejayaannya.

2. Sumber Daya Alam

Imperialisme modern dilakukan salah satunya dengan tujuan sumber daya alam. Seperti yang sudah diketahui, sumber daya menjadi salah satu hal penting dan sangat dibutuhkan dalam industri.

Umumnya, semakin tinggi aktivitas produksi, maka semakin besar pula bahan baku dan sumber daya alam yang diperlukan. Sedangkan revolusi industri yang sudah dipelopori oleh Spanyol dan Portugal membuat output produksi jadi meningkat secara signifikan.

Dengan kata lain, setiap negara yang melakukan kegiatan industri harus mengamankan sumber daya alamnya yang menjadi bahan baku produksi supaya kegiatan produksi bisa terus berlangsung. Dengan adanya alasan ini, imperialisme modern pun dijalankan untuk mengeruk sumber daya alam.

3. Membuka Pasar Baru

Lebih lanjut lagi, imperialisme dilakukan dengan tujuan untuk membuka pasae yang baru. Pasar sangat diperlukan untuk menawarkan hasil industri yang sudah dilakukan. Lagi-lagi, revolusi industri mendatangkan banyak perubahan dalam berbagai sektor kehidupan di Eropa termasuk sektor ekonomi.

Teknologi yang berkembang juga membuat proses industri ikut berkembang. Dengan adanya teknologi ini, maka skala produksi bisa diperbesar dan juga bisa dipercepat atau dengan kata lain, industri bisa membuat lebih banyak barang dalam kurun waktu yang lebih singkat.

Kalau produksi sudah meningkat, maka ada lebih banyak barang yang harus dijual. Semua hasil produksi itu tidak akan habis dalam waktu yang sudah ditargetkan kalau pasar masih terbatas.

Oleh sebab itu, negara di Eropa kemudian memperluas pengaruhya ke wilayah lain untuk membuka pasar baru hasil industri ini.

Contoh Imperialisme

Salah satu contoh dari imperialisme adalah apa yang sudah pernah dialami Indonesia pada masa penjajahan dulu. Pada masa itu, imperialisme terhadap Indonesia dilakukan oleh bangsa Eropa yang terdiri atas bangsa Portugis, bangsa Spanyol dan bangsa Belanda.

Mereka datang dengan tujuan untuk memperoleh rempah-rempah di Indonesia. Pada masa itu pula, Indonesia dianggap sebagai tanah jajahan dan tentunya untuk dikeruk sepuasnya dan mendapatkan keuntungan sebesar mungkin.

Sedangkan untuk contoh imperialisme modern, kalau di Indonesia terjadi tahun 1870, tepatnya setelah adanya kebijakan Politik Pintu Terbuka atau Politik Liberal. Paham ini berlaku di tanah air antara tahun 1870 hingga tahun 1900.

Politik Pintu Terbuka itu sendiri merupakan paham di mana pihak swasta memperoleh kesempatan untuk menanam modal atau membuka usaha di Indonesia. Dengan adanya paham ini, terjadi perubahan pada hidup masyarakat terutama yang berkaitan dengan meresapnya ekonomi dan munculnya kelas baru.

Selain itu, tumbuh pula pemukiman di area sekitar perkebunan yang kemudian berkembang menjadi kota yang baru. Politik Pintu Terbuka ini sekaligus menumbuhkan rasa solidaritas antara penduduk pribumi yang juga memunculkan bibit-bibit paham nasionalisme.

Namun sayangnya, di balik dampak  positif tersebut, Politik Pintu terbuka justru membuat kehidupan penduduk jadi jatuh dan rakyat dieksploitasi secara besar-besaran.

Penutup

Sebagai kesimpulan, imperialisme adalah upaya untuk membuat negara lain bisa dikuasai dengan tujuan untuk meningkatkan kekayaan negara sendiri. Imperialisme ini sering dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan cara kekerasan.

Soal praktik imperialisme ini sendiri, sebelum masa penjajahan, sebenarnya sudah dilakukan pada masa ketika nusantara masih terdiri atas kerajaan-kerajaan. Hanya saja, istilah ini munculnya abad ke-19 sebagai akibat dari Konstantinopel yang dikuasai oleh Turki Utsmani. 

Baca Juga: