Fauna Neotropik Adalah – Ciri, Contoh, & Persebaran di Indonesia

Secara geografis, wilayah Neotropis terletak di belahan bumi barat, meliputi sebagian besar Meksiko, Amerika Tengah, seluruh Amerika Selatan, dan beberapa pulau di Karibia. Wilayah ini memiliki karakteristik iklim tropis dan subtropis. Jenis fauna neotropik ini amatlah kaya dan beragam.

Kawasan ini dengan sebagian besar wilayahnya didominasi oleh hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, dan ekosistem lain yang lembap. Wilayah ini merupakan salah satu tempat dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Berbagai jenis hewan dan tumbuhan unik hidup di sini, termasuk banyak spesies yang hanya dapat ditemukan di wilayah Neotropis dan tidak ditemukan di tempat lain. Misalnya seperti monyet makaka, tapir, burung kolibri, dan katak beracun.

Ciri Fauna Neotropik

Ciri-Fauna-Neotropik

Melihat wilayah geografis dan iklimnya, dapat dimengerti jika akan ada banyak spesies atau jenis hewan yang hidup di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa ciri yang bisa dikenali mengenai berbagai fauna yang hidup dalam kawasan neotropik:

1. Beragam Species Burung

Iklim tropik terkenal dengan hutan, warna dan curah hujan. Maka kawasan ini menjadi tempat tinggal ideal untuk beragam spesies burung endemik. Artinya bahwa beberapa jenis burung hanya dapat ditemukan di kawasan ini. Selain itu juga terdapat kelelawar penghisap darah yang ada di Amerika Selatan.

2. Banyak Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)

Ciri berikutnya adalah banyaknya jenis hewan yang bertulang belakang. Contohnya babi, kuda, monyet, antelope (sejenis kijang bertanduk tinggi), dan hewan lain yang sejenis. Meskipun hutan, ternyata hewan seperti ular yang tidak bertulang belakang justru tidak banyak.

Hewan bertulang belakang umumnya berukuran besar dan tidak semuanya hidup berkelompok. Namun persebarannya dinilai cukup merata di seluruh kawasan neotropik. Itu sebabnya tidak semuanya merupakan hewan endemik suatu daerah.

3. Keragaman Hewan Mamalia

Jenis hewan mamalia memang terkenal menyukai kawasan ini. Misalnya orang utan dan siamang. Khususnya di kawasan yang penghijauan atau hutannya masih lebat, biasanya hewan mamalia ini akan cukup banyak populasi dan jenisnya.

Contoh Fauna Neotropik

Contoh-Fauna-Neotropik

Kawasan neotropik dengan iklim yang sedang memang bisa mengembangkan spesies hewan yang lebih beragam. Bahkan sebagian malah hanya terdapat di kawasan ini saja atau biasa di sebut fauna endemik. Fauna berikut merupakan hewan endemik kawasan neotropik:

1. Armadillo dan Trenggiling

Meski sering dianggap sama, sebenarnya kedua hewan ini berbeda. Perbedaan yang paling terlihat adalah badannya. Armadillo berwarna abu-abu dengan ekor panjang, sedangkan trenggiling berwarna coklat dengan telinga membulat dan ekor pendek.

Sayangnya trenggiling ternyata merupakan salah satu dari hewan yang terancam keberadaannya atau hampir punah karena banyak diburu orang. Tujuannya adalah untuk mengambil kulitnya yang keras.

2. Beberapa Spesies Monyet

Karena kawasan neotropik biasanya masih asri dengan hutan hujan tropis, maka banyak spesies monyet yang hidup di dalamnya. Seperti orang utan, kukang, siamang, monyet berhidung merah. Semua ini merupakan spesies monyet khas kawasan tropis.

Salah satu monyet yang endemik adalah Makaka. Berbagai spesies monyet makaka, misalnya monyet kapucinus, monyet howler, dan monyet spider merupakan spesies yang khas kawasan neotropik. Karena memang hutan hujan tropisnya masih cukup luas dan padat.

Seperti trenggiling, orang utan, monyet berhidung merah dan kukang juga merupakan hewan yang makin lama makin berkurang jumlahnya. Apalagi dengan berkurangnya habitat aslinya, dikhawatirkan mereka bisa punah.

3. Alpaca dan Llama

Kedua hewan ini juga sering dianggap sama padahal ada perbedaan khusus yang bisa membedakan keduanya. Misalnya telinga Llama bentuknya panjang melengkung seperti bentuk pisang. Sedangkan telinga alpaca kecil seperti segitiga.

Wajahnya Llama terlihat lebih panjang dan ukuran badan yang lebih besar dibandingkan alpaca. Wajah alpaca lebih bundar dan memiliki bulu yang lebih banyak. Selain itu Llama senang hidup menyendiri, tidak berkelompok.

Llama sering dimanfaatkan oleh manusia untuk mengangkut barang karena mereka memang bertubuh kuat. Apalagi bisa bertahan lebih lama tanpa minum air. Hanya saja sifat mereka sensitif dan harus diperlakukan lembut agar mau menurut.

4. Ikan Piranha, Salamander, dan Belut Listrik

Ikan piranha dikenal sebagai ikan pemakan daging yang awalnya berada di Amerika Selatan, khususnya Sungai Amazon. Namun sebagai fauna neotropik, kawasan lain yang beriklim sama akan dapat mengembangkan atau menjadi habitat ikan karnivora ini.

Salamander juga kerap ditemukan di kawasan hutan hujan tropis dan termasuk hewan amfibi karena bisa hidup di air dan di darat. Salamander fish atau lungfish malahan kehilangan insangnya karena terlalu sering menghirup udara. Jadi mereka tinggal di perairan dangkal atau di daerah pinggiran danau.

Sedangkan belut listrik juga aslinya dari Amazon, Amerika Selatan, sama seperti ikan piranha. Khususnya di perairan dangkal atau air yang berlumpur. Ukuran terpanjang bisa hingga 2,5 meter dengan berat total mencapai hingga 20 kilogram.

5. Kelelawar Penghisap Darah

Sebagai salah satu fauna neotropik yang hidup endemik, keberadaannya tersebar di wilayah Meksiko, Chili, Brazil, dan Argentina. Meski disebut penghisap darah tapi nyatanya hewan ini hanya menggigit sedikit kemudian menjilat darah yang keluar. Sering kali korbannya bahkan tidak menyadarinya.

6. Tapir

Hingga saat ini hanya tinggal empat jenis tapir yang ada di dunia. Tiga jenis berada di Amerika Selatan dan hanya satu jenis yang ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bentuknya juga berbeda, karena tapir Asia Tenggara memiliki punggung warna putih, tidak seperti tiga jenis lainnya yang bertubuh abu-abu.

Para ahli menyatakan tapir bisa dianggap memperlihatkan batas kawasan karena setiap wilayah memiliki ciri yang berbeda meskipun masih termasuk spesies yang sama. Di Indonesia, tapir hanya ada di wilayah Sumatera bagian Selatan hingga ke Lampung.

7. Aneka Reptil

Salah satu jenis reptile endemik kawasan neotropik adalah Kadal Xantusia. Kadal malam ini sering ditemukan di Amerika Barat Daya dan Meksiko Utara. Selain itu ada ular anaconda, ular piton, tokek, caiman, buaya, dan beberapa spesies ular lainnya.

Caiman memang satu ordo dengan buaya namun perbedaannya adalah pada rahangnya yang lebih lebar dan tujung moncongnya yang menyerupai huruf U, tidak panjang seperti pada buaya atau alligator yang terlihat panjang dan meruncing.

8. Beragam Jenis Burung

Tidak mengherankan jika Amerika Selatan disebut sebagai Benua Burung karena memang ragamnya banyak dan biasanya terlihat aneka warna dan indah.Di Amerika Selatan dikatakan ada 3.402 spesies burung, dan di Brazil terdapat 1.800 spesies burung.

Beberapa spesies burung merupakan burung endemik, di antaranya adalah burung unta Amerika (rhea), burung minyak (guacharo), burung reptile (hoatzin), macau, kolibri, toucan, burung ayam batu (Rupicola rupicola) dan tinamous.

9. Hewan Lainnya

Katak beracun seperti yang disebut katak dendrobat kerap ditemukan di kawasan neotropik. Secara umum diketahui kawasan neotropik memiliki hampir 3.000 spesies amfibi dan 96 spesies di antaranya merupakan hewan endemik, seperti katak beracun dan salamander.

Selain itu juga ada hewan Jaguar yang biasa ditemukan di hutan hujan tropis Amazon. Satu hewan lainnya adalah jenis pengerat seperti opossum, marmoset, dan possum air.

Persebaran Fauna Kawasan Neotropik

Kawasan yang termasuk dalam region fauna neotropik ini cukup luas. Mulai dari daerah Meksiko Selatan (dataran rendah) hingga Amerika bagian Tengah dan Selatan. Kawasan bagian selatan ini memang beriklim sedang.

Kemudian juga Kepulauan Karibia dan negara bagian Florida Selatan. Seluruh kawasan tersebut iklimnya cenderung tropis. Sehingga bukan hanya fauna, tapi juga floranya juga beragam dan beberapa jenis juga cukup spesifik karena hanya tumbuh di iklim ini.

Persebaran Fauna di Dunia

Menurut tokoh Briogeografi bernama Alfred Russel Wallace, fauna di dunia terbagi menjadi enam zona. Masing-masing memiliki ciri fauna yang berbeda sehingga bisa dipahami luas kawasannya. Seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa persebaran fauna dan flora di dunia memang mendapatkan pengaruh dari beberapa hal penting yang kemudian membedakannya. Faktor yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia adalah:

Dari keempat faktor tersebut, ternyata iklim yang memegang peranan paling penting dalam persebaran fauna dan flora. Hal yang sama kemudian juga menentukan adanya fauna dan flora endemik pada suatu kawasan yang kemudian menjadi ciri khasnya.

Posisi Indonesia dalam Persebaran Fauna Dunia

Dari pembagian tersebut terlihat bahwa Indonesia masuk ke dalam kawasan Oriental dan Australis. Fauna oriental yang ada di Indonesia adalah badak cula satu, harimau, harimau dan gajah Sumatera. Satwa endemik ini menjadi ciri khusus yang menarik perhatian banyak orang.

Sedangkan fauna australis di Indonesia adalah burung merak, burung Cendrawasih, dan burung kasuari. Hal ini sesuai dengan salah satu ciri-ciri fauna australis yaitu bulu burungnya memiliki warna yang lebih cerah dan warna-warni.

Penutup

Fauna neotropik memang sangat mengandalkan iklim sedang yang berada di kawasan yang disebut hutan hujan tropis. Karena kawasan ini sebenarnya kaya akan keragaman hayati yang bisa saling mendukung kehidupan yang seimbang.

Sayangnya makin tahun luasan hutan hujan tropis ini juga makin berkurang. Bahkan hutan yang sebelumnya tertutup dan rapat seperti Amazon, kini sudah mulai terkikis dan terpengaruh dengan kehidupan manusia. Jika tidak diperhatikan maka fauna khas kawasan ini juga terancam keberadaannya.

Baca Juga: