Puisi dan prosa adalah karya sastra tulis yang mempunyai karakteristik masing-masing. Banyak yang mengira bahwa keduanya sama. Padahal, ada perbedaan ciri puisi dan prosa. Kamu perlu memahami perbedaan mendasar dari teks puisi dan prosa agar bisa memahami penggunaannya.
Sebenarnya, karakteristik puisi dan prosa sudah bisa dibedakan hanya dengan membaca dua jenis karya tulis tersebut. Namun, masih banyak orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, kami berikan penjelasan mengenai kedua jenis karya sastra tersebut di sini.
Pengertian Puisi dan Prosa
Prosa dan puisi sering dikaitkan satu sama lain. Padahal, keduanya mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Karena itulah, penting untuk memahami dua jenis karya sastra tersebut berdasarkan definisi keduanya. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai pengertian puisi dan prosa.
1. Definisi Puisi
Berdasarkan penjelasan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah karya sastra yang bahasanya sangat berkaitan dengan baris, rima, dan bait. Tata bahasa puisi lebih sulit dipahami dibandingkan jenis karya sastra lainnya.
Hal itu dikarenakan kata-kata dalam puisi mempunyai banyak majas atau kiasan. Tujuan penggunaan kata kiasan itu adalah untuk menunjukkan unsur keindahan dalam puisi. Oleh karena itu, kamu tidak bisa hanya membaca puisi satu kali.
Dibutuhkan pembacaan berkali-kali agar bisa memahami makna puisi. Sementara itu, James Reeves menjelaskan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang mempunyai daya pikat luar biasa sehingga menarik perhatian banyak orang.
2. Pengertian Prosa
Prosa merupakan karya sastra tulis yang berupa narasi. Prosa mempunyai beberapa unsur seperti tema, alur, dan perwatakan. Tidak seperti puisi, prosa mempunyai penulisan yang bebas. Jadi, tidak ada aturan penulisan prosa.
Bahasa prosa juga lebih mudah dipahami karena tidak mengandung banyak majas atau kiasan. Prosa menggunakan bahasa lugas yang sering digunakan dalam konteks berbahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari. Jadi, pembaca bisa memahami makna prosa hanya dengan sekali baca.
Menurut Herman Waluyo, prosa adalah karya sastra fiksi yang mempunyai banyak bentuk. Contohnya adalah novel, roman, dan cerita pendek. Prosa adalah sebuah kisah dari tokoh tertentu yang memperlihatkan latar belakang, tahapan kisah, dan rangkaian peristiwa.
Ciri Puisi dan Prosa
Setelah memahami pengertian prosa dan puisi, sekarang kita akan membahas tentang ciri puisi dan prosa.
1. Ciri-ciri Puisi
Berdasarkan definisinya, puisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Puisi adalah kumpulan dari kata yang membentuk baris.
- Setiap baris terdiri dari bait.
- Baris terakhir puisi menggunakan kata vokal dan huruf konsonan.
- Banyak majas yang mempunyai makna kiasan. Kiasan disebut juga sebagai diksi. Pemilihan diksi pada puisi harus bagus agar makna puisi terasa lebih mendalam.
- Terdapat irama dan rima.
- Tidak ada alur dan tokoh. Jadi, penulis puisi bisa menulis puisi sesuka hati tanpa menggunakan alur yang runut.
2. Ciri Prosa
Sementara itu, prosa mempunyai beberapa ciri berikut ini.
- Prosa mempunyai alur cerita yang bisa menjelaskan peristiwa di dalamnya.
- Ada tema yang menjadi dasar cerita.
- Ada tokoh dan penokohan.
- Terdapat sudut pandang.
- Mempunyai latar tempat, waktu, dan suasana.
- Terdapat pengembangan cerita akibat pengaruh dari perubahan kondisi masyarakat.
- Mempunyai pesan moral atau amanat.
Oleh karena itu, prosa diartikan sebagai cerita. Sementara itu, puisi bukan termasuk sebuah cerita atau narasi.
Tujuan Penulisan Puisi dan Prosa
Karena ciri puisi dan prosa berbeda, maka puisi dan prosa juga mempunyai tujuan yang berbeda.
1. Tujuan Puisi
Puisi mempunyai sifat kiasan. Puisi menggunakan bahasa ekspresif yang kreatif. Ada sajak dan ritme pada puisi sehingga puisi terdengar lebih unik ketika dibaca. Tujuan pembuatan puisi adalah untuk menyampaikan isi hati dari penulis atau penyair.
Puisi menjadi cara bagi penyair untuk mengungkapkan pikiran, kekaguman, dan perasaan lainnya terhadap kondisi sosial, seseorang, atau alam. Puisi juga bisa dijadikan sebagai teguran atau kritik.
2. Tujuan Penulisan Prosa
Jika puisi mempunyai sifat kiasan, maka prosa bersifat realistis atau pragmatis. Struktur kalimat prosa adalah umum dan tidak ekspresif. Oleh karena itu, tujuan utama pembuatan prosa adalah untuk menyampaikan informasi, gagasan, atau cerita.
Prosa digunakan untuk menyampaikan pendapat dengan susunan yang sistematis sehingga pembaca lebih mudah memahami pesan-pesan di dalamnya. Prosa juga digunakan untuk meningkatkan keakraban melalui dialog yang bisa menghubungkan tokoh dan pembaca.
Struktur Penulisan Puisi dan Prosa
Prosa dan puisi mempunyai struktur penulisan yang berbeda. Struktur puisi ada dua. Keduanya adalah struktur batin dan struktur fisik. Struktur fisik meliputi imaji, diksi, majas, kata konkret, rima (irama). Struktur batin dibagi menjadi nada, tema, rasa, dan pesan.
Sementara itu, prosa mempunyai struktur berupa tema, alur, latar, penokohan, dan konflik. Selain itu, prosa juga disusun berdasarkan gaya bahasa, sudut pandang, dan pesan moral. Mari kita bahas itu satu per satu di sini.
1. Struktur Puisi
Jika dilihat dari strukturnya, ciri puisi secara umum adalah sebagai berikut.
- Puisi mempunyai diksi kiasan. Diksi adalah istilah yang digunakan untuk pemilihan kata dalam puisi dan prosa. Karya sastra memang wajib menampilkan diksi yang menarik, khususnya puisi.
- Puisi sangat berpatokan pada rima persajakan. Puisi lama memperhatikan rima tertentu pada akhir kalimat. Sajak yang khas juga menjadi hal penting untuk penulisan puisi.
- Penulisan puisi didasarkan pada bait dan baris. Hal itu dikarenakan puisi bukan narasi panjang sehingga penulisannya hanya menggunakan baris dan bait saja. Setiap kata akan membantu baris dan setiap baris membentuk bait.
- Puisi juga mengandung majas. Majas adalah kata kiasan dengan arti yang berlebihan. Ada banyak majas yang digunakan pada bidang sasta. Beberapa di antaranya adalah majas hiperbola dan personifikasi.
2. Struktur Penulisan Prosa
Jika kamu ingin menulis prosa, maka perhatikan dua struktur penting berikut ini.
- Unsur Intrinsik : Struktur intrinsik prosa adalah tema, amanat, alur cerita, plot, tokoh, dan penokohan. Tema adalah ide cerita. Alur adalah jalan cerita. Plot merupakan hubungan sebab akibat.
- Unsur Ekstrinsik : Struktur ekstrinsik merupakan unsur yang menyusun prosa dari luar. Contohnya adalah aspek sosiologi, psikologi, ekonomi, dan lain-lain. Jadi, kondisi sosial-ekonomi, lingkungan, dan latar belakang penulis mempengaruhi unsur ini.
Jenis-jenis Puisi dan Prosa
Secara umum, puisi dan prosa mempunyai dua jenis. Salah satu perbandingan ciri puisi dan prosa juga bisa dilihat dari jenis-jenisnya. Berikut adalah jenis-jenis teks puisi da prosa.
1. Jenis Puisi
Puisi terdiri dari dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi modern. Puisi lama merupakan karya sastra tertulis yang terikat dengan aturan baku sesuai dengan struktur penulisan puisi. Sementara itu, puisi modern mempunyai penulisan yang lebih fleksibel.
Puisi lama berkembang pada masa kesusastraan klasik. Contohnya adalah syari, pantun, talibun, mantra, gurindam, dan lain-lain. Kebanyakan puisi lama diciptakan dari kepercayaan animisme. Oleh karena itu, puisi lama banyak digunakan pada acara ritual.
Kata-kata yang digunakan pada puisi lama mengandung makna yang dipercaya bisa memanggil kekuatan magis. Oleh karena itulah, puisi lama harus mengikuti aturan penulisan yang ketat agar makna magis di dalamnya bisa benar-benar terasa.
Sementara itu, puisi modern bersifat bebas dan tidak terikat oleh rima, baris, ataupun larik. Puisi modern mempunyai beberapa genre seperti romansa, epic, dan ballad. Puisi modern banyak digunakan untuk menyampaikan ide, kritikan, dan kesan dari si penyair.
Puisi modern ditulis dengan lebih sederhana sehingga menggunakan bahasa yang menyentuh. Makna puisi tersebut juga tersirat. Pembaca dibiarkan untuk memahami arti dari puisi tersebut menurut perspektif masing-masing.
2. Jenis-jenis Prosa
Sama seperti puisi, prosa juga mempunyai dua jenis. Ada prosa lama dan prosa baru. Dua jenis prosa tersebut mempunyai alur, gaya bahasa, dan penokohan yang berbeda.
Prosa lama sama sekali tidak dipengaruhi oleh budaya apapun dari luar. Jadi, prosa lama bersifat statis. Kisah-kisah pada prosa lama adalah kisah kerajaan, istana, keluarga raja, dan berbagai hal lain yang bersifat feodal.
Selain itu, pengarang prosa biasanya tidak mencantumkan nama mereka pada prosa tersebut. Cerita prosa lama diketahui dan disebarkan dari mulut ke mulut. Di Indonesia, prosa lama dipengaruhi oleh budaya Hindu Klasik dan Arab.
Beberapa contoh karya sastra yang termasuk prosa lama adalah sejarah, hikayat, dongeng, kisah, dan lain-lain.
Prosa baru merupakan prosa yang berkembang setelah masuknya budaya barat ke Indonesia. Kisah pada prosa baru mempunyai banyak jenis karena menampilkan banyak sudut pandang.
Contoh prosa baru adalah cerita fiksi dan non-fiksi seperti artikel, cerpen, biografi, esai, novel, opini, roman, dan lain-lain. Kini, prosa baru berkembang dengan pesat di masyarakat.
Contoh Puisi dan Prosa
Untuk bisa memahami ciri puisi dan prosa, maka kamu juga perlu mengetahui beberapa contoh puisi dan prosa. Berikut adalah beberapa contoh dari prosa dan puisi. Kamu bisa melakukan analisis pada contoh-contoh berikut untuk memahami karakteristik prosa dan puisi.
1. Contoh Puisi
Ada beberapa puisi yang bisa menjadi contoh. Puisi-puisi berikut mempunyai majas dan diksi yang tidak terlalu sulit dipahami sehingga kamu akan mudah untuk menemukan maknanya.
Puisi Karya Sutji Harijanti
Tak Ada Peminta Datang Pagi Hari
Tak ada peminta datang pagi hari
Saat pagar penghalang berjajar
Menghadang peminta yang datang
Terkunci rapat
Tertatih para peminta itu pergi saat pagi hari
Semua jalanan di gang menjadi sunyi
Inilah perumahanku, tersembunyi dan menggigil kelu
Setiap rumah
Setiap pagar
Setiap pintu
Tertutup sepanjang hari
Hai.. peminta yang datang saban hari
Apa yang kau makan hari ini?
Apa makan ini hari?
Puisi Sam Haidi
Indonesia Menangis
Ribuan nama memesan bersama-sama
sementara
mayat-mayat yang belum berangkat
terbaring berselimut puing-puing
O, Tsunami
Airmu bermuara di mata kami!
2. Contoh Teks Prosa
Jika ingin melihat contoh prosa, kamu bisa membaca cerpen atau novel. Beberapa prosa yang kami rekomendasikan adalah Rindu karya Tere Liye, Katak Hendak Jadi Lembu dari Nur Sutan Iskandar, dan Gadis Empat Zaman yang ditulis oleh Salkha.
Jadi, ciri puisi dan prosa bisa dilihat berdasarkan pengertian, tujuan, jenis, dan strukturnya. Kamu juga telah memahami apa saja ciri-ciri puisi sehingga bisa membedakannya dengan prosa.
Selain itu, kamu juga sudah mempelajari apa saja contoh prosa sehingga jangan salah membedakannya dengan puisi. Dengan mempelajari lebih banyak hal mengenai puisi dan prosa, kamu akan mahir untuk membuat dua jenis karya sastra tersebut.
Baca Juga: