7 Unsur Intrinsik Cerpen Lengkap dengan Contohnya

Cerpen adalah singkatan dari “cerita pendek,” sebuah bentuk naratif kompak yang menghadirkan cerita lengkap dalam ruang terbatas. Meski bentuk unsur intrinsik cerpen membuatnya menjadi sebuah cerita yang lengkap dengan segala detailnya sehingga enak dinikmati oleh pembacanya.

Dalam 10.000 kata, cerpen mampu memukau pembaca dengan karakter, konflik, dan alur yang mendalam. Dengan kata-kata yang terbatas, penulis harus pintar memilih detail yang relevan untuk membangun suasana dan mengembangkan karakter.

Cerpen mampu menyampaikan pesan moral, emosi, atau refleksi dalam waktu singkat. Sehingga mampu menyentuh hati pembaca dengan cara yang padat dan mengesankan. Juga menyuguhkan pengalaman membaca yang intens dalam sekejap, meninggalkan kesan dan makna yang meresap bagi pembaca.

Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur Intrinsik Cerpen 2

Dalam sebuah cerpen, ada bagian-bagian yang harus diikuti agar bisa membuat sebuah cerita pendek menjadi lengkap dan enak dibaca. Berikut ini yang termasuk unsur intrinsik cerpen adalah:

  • Tema
  • Alur atau plot
  • Tokoh dan penokohannya
  • Latar belakang
  • Sudut pandang
  • Gaya bahasa
  • Amanat

Unsur 1: Tema

Tema dalam cerpen adalah inti pesan atau ide yang mengemuka dari cerita tersebut. Tema merupakan landasan yang mengarahkan alur dan karakter juga memberi kedalaman pada narasi. Meski jumlah katanya terbatas, tema bisa mencerminkan kehidupan, cinta, perubahan, atau perjuangan.

Biasanya tema menggambarkan kerumitan manusia, mengungkapkan konflik internal atau eksternal, atau mengajukan pertanyaan tentang nilai-nilai sosial. Dengan fokus pada tema, cerpen menggugah emosi dan pemikiran pembaca, meninggalkan pesan yang bisa menghasilkan refleksi.

Tema menjadi jendela ke dalam kehidupan, memperkaya cerita dengan dimensi filosofis, moral, atau budaya yang menghidupkan cerpen dan memberikan arti mendalam. Contoh tema adalah tema perjuangan, sosial, lingkungan, ekonomi, drama dan sejenisnya.

Unsur 2: Alur atau Plot

Alur atau plot adalah unsur intrinsik cerpen yang menjadi tulang punggung naratif yang membentuk susunan peristiwa cerita. Meski jumlah katanya terbatas, alur mengikuti rangkaian yang terencana, memperkenalkan karakter dan konflik.

Kemudian mengembangkannya dengan ketegangan yang naik hingga mencapai klimaks. Setelah itu, cerita melandai menuju resolusi yang memberi penyelesaian konflik. Alur memegang peran sentral dalam menjaga ketertarikan pembaca dan mengajukan pertanyaan.

Dengan elemen pembalikan, ketegangan, dan misteri, cerpen menarik pembaca masuk ke dalam dunia yang diciptakan penulis. Alur yang baik mampu menggiring emosi, memicu refleksi, dan meninggalkan kesan yang mendalam, menjadikan membaca cerpen tersebut sebagai pengalaman yang tak terlupakan.

Contohnya alur mundur, alur maju, sorot balik (flashback), kronologis, klimaks, anti-klimaks, dan alur campuran. Masing-masing memiliki ciri khas yang bisa membuat cerita menjadi berbeda. Alur paling umum adalah alur maju yang ceritanya dimulai dari satu titik dan terus berkembang ke masa depan.

Unsur 3: Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan dalam cerpen menciptakan jiwa cerita dan menghidupkan alur. Sehingga menjadi elemen vital yang memainkan peran yang memiliki kepribadian, tujuan, dan konflik. Penokohan yang kuat menggambarkan perkembangan dan transformasi tokoh selama cerita berlangsung.

Melalui tindakan, dialog, dan pikiran sang tokoh, para pembaca merasakan kedalaman emosi dan keberagaman karakter. Tokoh protagonis berkonflik dengan antagonis atau menghadapi rintangan, menciptakan drama yang menarik.

Penokohan yang mendalam memungkinkan pembaca berempati, merasa terhubung, atau bahkan terinspirasi oleh perjalanan tokoh. Dengan penokohan yang terasa nyata, cerpen menjadi cermin manusia dan kompleksitas hubungan antara karakter dalam cerita.

Contohnya adalah tokoh antagonis (penentang), protagonis (peran utama), dan tritagonis (tokoh pendukung salah satu tokoh).

Unsur 4: Latar Belakang

Latar belakang adalah salah satu unsur intrinsik cerpen yang memiliki konteks ruang dan waktu di mana cerita berlangsung. Hal ini bisa mencakup lokasi fisik, era historis, budaya, dan lingkungan sosial yang memengaruhi karakter dan peristiwa.

Adanya latar belakang akan memperkaya cerpen dengan atmosfer yang khas, menambah dimensi realisme dan mendukung perkembangan karakter serta konflik. Dengan deskripsi yang rinci, pembaca bisa merasakan nuansa tempat dan suasana cerita.

Latar belakang juga bisa menjadi simbolik, mencerminkan aspek kehidupan yang lebih dalam atau menggambarkan kontras dengan tema utama. Keselarasan latar belakang dan cerita menciptakan dunia imajinatif yang meyakinkan pembaca.

Contoh latar belakang adalah situasi negara, situasi politik negara tersebut, keadaan sosial masyarakat, juga keadaan ekonomi.

Unsur 5: Sudut Pandang

Sudut pandang dalam cerpen adalah lensa naratif yang menentukan cara cerita disampaikan. Sudut pandang bisa menjadi orang pertama, kedua, orang ketiga terbatas, atau sudut pandang campuran. Pilihan sudut pandang mempengaruhi kedalaman karakterisasi dan pemahaman pembaca terhadap peristiwa.

Dalam sudut pandang pertama, pembaca merasakan kedalaman emosi tokoh utama. Karena pembaca seolah menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Sedangkan sudut pandang orang kedua seperti orang lain yang sedang berbicara pada pembaca atau tokoh utamanya.

Sudut pandang orang ketiga terbagi menjadi orang ketiga terbatas, maha tahu dan maha tahu terbatas. Orang ketiga terbatas membuat pembaca hanya melihat apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang tersebut. Maha tahu adalah karakter yang mengetahui semua karakter yang terlibat.

Jadi bisa menceritakan tentang semua karakter dengan lengkap. Sedangkan maha tahu terbatas memberi wawasan terhadap satu karakter saja. Pilihan sudut pandang memengaruhi tingkat keterlibatan pembaca dan kejutan alur atau plot.

Unsur 6: Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah salah satu unsur intrinsik cerpen yang mencerminkan kepribadian penulis dan menambahkan kekayaan pada cerita. Gaya bahasa dalam cerpen melibatkan penggunaan kata-kata, frasa, dan struktur kalimat yang unik.

Sifat gaya bahasa bisa berbentuk deskriptif, menggambarkan dengan imajinasi yang kaya, atau dapat mengalir dengan ritme yang menghanyutkan. Metafora, personifikasi, dan aliterasi adalah alat-alat yang memperkaya ekspresi. Terkadang juga menggunakan selipan bahasa asing jika dibutuhkan.

Gaya bahasa juga menciptakan nada dan nuansa, menggugah emosi pembaca dan menghubungkan dengan tema. Penulis yang mahir menggabungkan gaya bahasa dengan narasi menghasilkan cerpen yang mampu memukau, menghanyutkan, dan meninggalkan kesan yang abadi.

Contoh gaya bahasa adalah gaya bahasa pertentangan, perbandingan, sindiran atau gaya bahasa penegasan. Masing-masing harus disesuaikan dengan tema dan alur cerpen yang dibuat karena inilah yang bisa membawa pembaca menyelami ceritanya.

Unsur 7: Amanat

Amanat dalam cerpen adalah pesan atau moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Biasanya melibatkan nilai-nilai, pelajaran, atau pandangan tentang kehidupan yang terkandung dalam cerita tersebut.

Cerpen sering kali menyisipkan amanat secara halus, memicu refleksi tentang moralitas, perubahan, atau kerumitan manusia. Amanat bisa terungkap melalui tindakan karakter, perkembangan alur, atau dialog yang bermakna.

Penulis menggunakan cerpen sebagai medium untuk mempengaruhi pikiran pembaca, mengajukan pertanyaan tentang nilai-nilai yang mendasari tindakan dan pilihan karakter. Amanat yang kuat memberi kedalaman dan arti lebih dalam pada cerpen, membuatnya menjadi pengalaman yang bermakna.

Contohnya kisah Malin Kundang yang mengajarkan agar seorang anak tidak boleh durhaka terhadap orang tuanya. Atau amanat tentang kecerdikan kancil, kebijaksanaan kura-kura, dan sejenisnya.

Struktur dalam Cerpen

Struktur dalam Cerpen

Struktur merupakan kerangka yang membentuk alur cerita. Terdiri dari pendahuluan, perkembangan konflik, klimaks, dan penyelesaian. Unsur-unsur ini mengarahkan aliran narasi, karakter, dan tema cerita. Struktur yang baik bisa membuat pembaca terlibat emosional dan terhubung dengan cerita.

1. Abstrak

Merupakan struktur pembentuk cerpen yang fungsinya sebagai pelengkap cerita sehingga sifatnya opsional, atau bisa saja tidak digunakan. Bentuknya adalah gambaran umum dari cerita yang dibuat.

2. Orientasi

Bagian dari unsur intrinsik cerpen ini berfungsi untuk memperkenalkan latar belakang cerita. Misalnya peristiwa, tempat, atau waktu dalam cerita. Juga untuk mengenalkan cerita dalam adegan, tokoh, dan menjelaskan hubungan antara semua tokoh dalam cerita.

3. Komplikasi

Pada bagian inilah konflik mulai dimunculkan, misalnya berupa pertentangan, kesulitan bagi tokoh atau masalah lainnya. Juga menjelaskan sebab dan akibat dari konflik tersebut terhadap tokoh-tokoh yang ada sehingga bisa memperlihatkan karakter tokoh dan perubahan yang terjadi.

4. Evaluasi

Pada bagian ini konflik terlihat memuncak hingga mulai menemukan penyelesaiannya. Namun juga bisa menghentikan keinginan tokoh utamanya. Bisa memuat analisis terhadap persoalan tersebut.

5. Resolusi

Bagian ini menunjukkan akhir atau penyelesaian dari sebuah konflik. Sehingga akan memperlihatkan kondisi akhir dari tokoh-tokoh dalam cerita. Baik dalam bentuk sikap atau nasib akhirnya.

6. Koda

Merupakan kata lain dari bagian penutup yang merupakan bagian akhir dari seluruh cerita. Biasanya tampil seperti sebuah kesimpulan dari cerita tersebut. Cara menyimpulkan cerita bisa melalui sudut pandang yang digunakan, misalnya dari tokoh utama atau lainnya.

Namun juga bisa berisi pesan moral atau amanat yang ingin disampaikan melalui cerpen tersebut. Tidak semua cerpen memiliki kodak arena karya sastra yang serius umumnya memiliki sifat tidak suka memberi kesan menggurui. Sehingga akan membiarkan para pembaca yang memahaminya sendiri.

Perbedaan antara Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerpen

Seperti yang dijelaskan di atas, unsur intrinsik cerpen membangun sebuah cerita dari dalam. Dengan struktur yang baik dan teratur, akan dapat membuat cerita tersebut enak dinikmati oleh pembacanya. Bahkan pembaca bisa ikut terhanyut dan terlibat dalam cerita dan konflik yang ada.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah berbagai hal yang berada di luar cerita tersebut yang tidak secara langsung memengaruhi cerita. Namun ternyata juga sama pentingnya dengan unsur intrinsik. Hal-hal yang memengaruhi adalah:

  • Latar belakang pengarang cerita, seperti karier, tempat tinggal, hobi dan sejenisnya. Misalnya pengarang tersebut tinggal di Jakarta, maka penggambarannya tentang tempat, situasi, suasana dan masyarakat di Jakarta akan detail dan meyakinkan.
  • Nilai yang dianut, seperti nilai moral, budaya, agama, sosial dan lainnya. Karena hal ini akan tertuang dalam cerita dan bisa berhubungan dengan amanat yang mungkin ingin disampaikan.
  • Latar belakang masyarakat, seperti kondisi sosial, budaya, adat dan hal lain yang ada dalam masyarakat. Biasanya bisa menjadi latar belakang sebuah cerpen.

Semua hal di atas memang mungkin tidak memengaruhi cerpen yang dibuat tapi tetap ada pengaruhnya dalam beberapa segi pentingnya. Seperti latar belakang cerita, penokohan, situasi dan waktu sebagai latar belakang cerpen dan juga bagaimana pengarang membuat tema dan alurnya hingga penyelesaiannya.

Penutup

Unsur intrinsik cerpen memang penting dalam membangun sebuah cerita. Sehingga pembacanya bisa ikut larut dalam kehidupan yang disajikan dalam cerita. Semua unsurnya memiliki kontribusi untuk membangun sebuah cerita yang lengkap dan detail.

Namun sebagai pengarang, ternyata bisa memberikan pengaruh terhadap tema dan alur cerpen. Karena sudut pandang setiap pengarang bisa membuat sebuah tema tampil berbeda. Cara menentukan sudut pandang, gaya bahasa dan tema serta alur cerpen sepenuhnya tergantung dari pengarang.

Baca Juga: