Dongeng merupakan salah satu bentuk cerita naratif yang telah ada sejak zaman dahulu. Umumnya, dongeng memiliki alur yang singkat dan sederhana. Selain itu, apa ciri-ciri dongeng yang lainnya?
Beberapa dongeng cenderung menceritakan tentang kejadian yang tidak masuk akal. Tetapi, dibalik kisah tersebut selalu terselip pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang berharga.
Namun, tahukah kamu apa itu dongeng dan bagaimana ciri-cirinya? Yuk Simak pembahasan di bawah untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang cerita fiksi satu ini!
Pengertian Dongeng
Berdasarkan KBBI, dongeng dapat diartikan sebagai cerita yang sebenarnya tidak terjadi, terutama berisi peristiwa atau kejadian aneh zaman dulu.
Seperti yang kita tahu, dongeng menceritakan kisah zaman dulu yang mengandung keajaiban dan cenderung tidak masuk akal. Meskipun penuh dengan unsur fantasi, dongeng mengandung pesan yang mendalam dan relevan untuk kehidupan.
Sejak lama, dongeng telah menjadi bagian penting dari warisan budaya manusia. Bahkan, generasi demi generasi telah menceritakannya sebagai hiburan, cara untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu, dan memperluas pemahaman tentang dunia di sekitar.
Di sisi lain, dongeng juga berperan sebagai sarana pendidikan karakter bagi anak-anak di masa kecil. Tentunya, pesan moral yang terselip akan membentuk nilai-nilai positif dalam diri mereka sejak dini.
Ciri-ciri Dongeng
Setelah mengetahui pengertian dongeng, memahami ciri-ciri dongeng juga penting untuk membedakannya dengan jenis cerita lainnya. Adapun ciri-ciri teks dongeng meliputi:
1. Penyampaian Secara Lisan
Pada zaman lampau, dongeng disampaikan secara lisan, dari mulut ke mulut. Seiring berjalannya waktu, cerita rakyat ini semakin populer dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Biasanya, para pencerita menggunakan kata-kata dan intonasi yang khas, untuk menarik perhatian pendengar dan menciptakan suasana magis. Sehingga cerita tersebut terkesan hidup dan menarik.
2. Bersifat Fiktif atau Khayalan
Dongeng adalah cerita fiktif yang berasal dari imajinasi penulis atau pencerita. Di dalamnya, terdapat logika yang berbeda dengan nalar manusia, sehingga menciptakan dunia yang unik.
Karakter yang terlibat dalam dongeng kebanyakan hanya ada dalam imajinasi pengarang dan tidak ada dalam kehidupan nyata. Termasuk setting yang diambil, seringkali berbeda dengan dunia nyata.
3. Alur Singkat dan Sederhana
Ciri-ciri dongeng yang lainnya adalah memiliki alur singkat dan sederhana. Ceritanya sering kali mengikuti pola yang mudah diikuti, dengan awal, pertengahan, dan akhir yang baku.
Tak hanya itu, dongeng memiliki bentuk narasi yang berpola dan sederhana, sehingga urutan peristiwa dalam cerita dapat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan usia.
4. Penokohan Tidak Mendetail
Dalam dongeng, karakter sering digambarkan dengan sifat-sifat yang kuat namun tidak terlalu mendetail. Fokus penceritaan lebih pada aksi dan peristiwa, bukan pada penggalian karakter yang kompleks.
Bahkan, setiap tokoh dalam dongeng tidak dijelaskan secara rinci mengenai sifat atau penokohannya. Hal ini memberikan kebebasan bagi para pencerita untuk berimajinasi sendiri.
5. Bersifat Anonim
Banyak dongeng yang tidak diketahui penulisnya secara pasti. Mereka berkembang sebagai bagian dari tradisi lisan masyarakat dan sering kali menjadi milik bersama.
Meskipun begitu, dongeng ini tetap eksis dan populer di masyarakat, terutama di kalangan anak-anak. Bahkan, pesan moral yang terselip juga dapat diterima dengan baik.
6. Kalimat Pembuka yang Khas
Selain memiliki pola khusus pada alurnya, dongeng juga memiliki pola kalimat pembuka yang khas. Misalnya, cerita diawali dengan kalimat, “Pada zaman dahulu…”, “Dahulu kala…”, atau “Pada suatu ketika…”
Kalimat-kalimat tersebut mampu menciptakan suasana khusus dan mengantar pendengar ke dunia dongeng yang penuh imajinasi, membiarkan mereka terlibat dalam cerita.
7. Mempunyai Fungsi
Memiliki fungsi juga merupakan ciri-ciri dongeng yang utama. Fungsi dongeng antara lain sebagai sarana pendidikan, protes sosial, maupun hanya sekedar hiburan.
Selain itu, dongeng juga dapat membantu dalam pengembangan keterampilan bahasa dan imajinasi pada anak-anak. Mereka belajar mengenal kata-kata baru, cara berbicara, serta memvisualisasikan imajinasi dalam pikiran mereka.
8. Mengandung Pesan Moral
Salah satu ciri paling menonjol dari dongeng adalah pesan moral yang dihadirkannya. Kisah-kisah ini sering kali menyampaikan nilai-nilai seperti kebaikan, kesabaran, keberanian, dan belas kasih.
Tujuan pesan moral tersebut adalah memberikan pelajaran berharga bagi para pendengar atau pembaca. Dengan demikian, mereka dapat mengambil hikmah dari pesan yang disampaikan.
Unsur-Unsur dalam Dongeng
Sebagai salah satu bentuk cerita paling khas, dongeng juga memiliki unsur-unsur yang menciptakan kekayaan dan daya tariknya. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai unsur-unsur dalam dongeng:
1. Tema
Tema adalah inti atau gagasan pokok yang menjadi dasar suatu dongeng. Dalam cerita, terdapat dua jenis tema yang umum digunakan, yakni cerita tersirat dan tersurat.
Cerita tersirat mengandung kisah yang tidak tertulis secara langsung, sementara cerita tersurat lebih menjelaskan sesuatu secara langsung dan jelas.
2. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku atau karakter yang berperan dalam cerita. Setiap dongeng memiliki tokoh yang berbeda dan mereka terlibat dalam perkembangan alur cerita.
Tokoh yang digambarkan dalam dongeng sangat beragam, seperti karakter pangeran, tuan putri, pahlawan, peri, penyihir, binatang antropomorfik, dan lain sebagainya.
3. Penokohan
Selain termasuk dalam ciri-ciri dongeng, penokohan juga merupakan unsur penting dalam dongeng. Umumnya, penokohan merujuk pada penggambaran karakter tokoh.
Meskipun dalam dongeng penokohan tidak begitu mendetail, tokoh-tokoh memiliki ciri khas dan sifat-sifat yang dapat diidentifikasi oleh pembaca atau pendengar.
4. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa atau kejadian dalam sebuah dongeng. Dalam alur, cerita mengikuti perkembangan dari awal hingga akhir, membentuk pola cerita yang terstruktur.
Plot cerita dalam dongeng lebih singkat dan sederhana. Sehingga, peristiwa dalam cerita lebih mudah dipahami dan diterima oleh pendengar.
5. Latar
Latar dalam sebuah karya sastra adalah gambaran tentang waktu, suasana, dan ruang di mana peristiwa cerita terjadi. Fungsinya adalah memberikan konteks dan menciptakan suasana bagi cerita.
Dengan adanya latar waktu, tempat, dan suasana yang tergambar dengan detail, pembaca lebih mudah memahami peristiwa dalam dongeng.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan bagian penting dalam sebuah dongeng. Sebab, unsur intrinsik ini menentukan perspektif narasi yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan cerita.
Dongeng bisa diceritakan dari sudut pandang orang pertama (sebagai tokoh utama), orang kedua (sebagai pendengar atau pembaca yang diajak berinteraksi), atau orang ketiga (sebagai pengamat eksternal).
7. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau nasihat yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Pesan ini berhubungan erat dengan tema cerita dan bertujuan memberikan arahan tentang kehidupan.
Umumnya, pesan moral diletakkan di bagian akhir cerita sebagai penutup. Harapannya, agar pendengar dapat mengambil manfaat dari cerita tersebut dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Struktur Teks Dongeng
Setelah mengetahui tentang ciri-ciri dongeng dan unsurnya, memahami struktur dongeng juga tak kalah penting untuk memastikan cerita dapat disampaikan dengan baik.
Adapun struktur dalam teks dongeng meliputi:
1. Pendahuluan
Bagian pertama dari struktur sebuah dongeng adalah pendahuluan. Pendahuluan merupakan bagian awal cerita yang menyajikan gambaran ringkas tentang isi cerita secara keseluruhan.
Dengan pendahuluan ini, suasana dan konteks cerita dapat ditetapkan sebelum membawa kita masuk ke inti peristiwa yang akan berlangsung dalam dongeng.
2. Isi Peristiwa
Selanjutnya, isi peristiwa adalah bagian inti dari cerita yang menggambarkan peristiwa secara berurutan. Isi menjadi bagian utama dan terpenting dalam teks dongeng.
Di sini, alur dan konflik utama berkembang menjadi lebih kompleks karena melibatkan tokoh-tokoh dalam berbagai kejadian yang membentuk plot cerita.
3. Penutup
Bagian penutup merupakan akhir dari cerita, di mana masalah utama yang dihadapi oleh tokoh-tokoh biasanya dipecahkan atau diselesaikan.
Selain itu, penutup juga berfungsi untuk memberikan ringkasan tentang pesan moral yang ingin disampaikan dalam dongeng, serta memberikan kesan yang kuat pada pembaca atau pendengar.
Jenis-Jenis Dongeng
Terdapat beragam jenis dongeng yang menjadi bagian dari cerita rakyat di berbagai budaya. Berikut beberapa jenis dongeng yang sering ditemui beserta penjelasannya:
1. Fabel
Fabel adalah jenis dongeng yang menghadirkan binatang atau makhluk lain sebagai tokoh utama. Cerita fabel biasanya memberikan pelajaran moral melalui tingkah laku dari tokoh-tokohnya.
Fabel membuat tokoh binatang seolah memiliki perilaku layaknya manusia, seperti menari, berjalan, berlari, berbicara, dan sebagainya.
Contoh cerita terkenal dari fabel adalah Kelinci dan Kura-kura, Kisah Gajah dan Semut, Bebek Buruk Rupa, Kancil Cerdik dan Buaya, Semut dan Belalang, Kuda Berkulit Harimau, dan lain sebagainya.
2. Sage
Sage adalah jenis dongeng yang menceritakan tentang kehidupan dan prestasi tokoh-tokoh pahlawan atau raja-raja besar dari masa lalu. Mereka digambarkan sebagai karakter yang memiliki kesaktian, kebaikan, keberanian, dan kepahlawanan.
Ciri-ciri dongeng berjenis sage biasanya mencampurkan unsur-unsur sejarah dan fantasi. Beberapa sage yang terkenal di Indonesia yaitu Ciung Wanara, Airlangga, Jaka Tingkir, dan sebagainya.
3. Legenda
Jenis dongeng populer selanjutnya adalah legenda, yang juga dikenal sebagai cerita rakyat. Dongeng ini memiliki konsep yang unik dan mendidik sehingga mudah diterima.
Meskipun masyarakat setempat percaya bahwa legenda ini benar-benar terjadi, namun ceritanya tidak dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Contohnya adalah Legenda Sangkuriang, Legenda Banyuwangi, dan Legenda Danau Toba.
4. Mitos
Mitos atau mite merupakan sejenis dongeng yang mengisahkan tentang peristiwa yang menjadi kepercayaan masyarakat setempat. Biasanya, mite menceritakan tentang kehidupan tentang dewa-dewi dan makhluk halus.
Mitologi memiliki ciri-ciri dongeng yang khas dan cenderung menyeramkan dibanding dengan jenis yang lainnya. Misalnya saja mitos tentang Nyi Roro Kidul, Joko Tarub, Dewi Sri, dan sebagainya.
5. Parabel
Berbeda dengan jenis dongeng lainnya, parabel lebih mengisahkan cerita yang berisi nilai pendidikan, baik pendidikan moral, nilai-nilai agama, maupun kebenaran umum yang disampaikan secara tersirat.
Bahkan, tak sedikit parabel yang hanya mengisahkan tentang cerita pendek, namun memiliki pesan dan makna yang lebih dalam dan sangat kuat. Beberapa parabel yang terkenal seperti Malin Kundang dan Bawang Merah Bawang Putih.
Demikian pembahasan tentang pengertian dongeng, unsur, struktur dan jenisnya. Dongeng merupakan bagian dari budaya masyarakat yang menarik untuk dibahas dan layak untuk dikembangkan.
Mengenal ciri-ciri dongeng juga memudahkan kita membedakannya dari jenis cerita yang lain. Tentunya, setiap cerita juga menyimpan pesan moral yang berharga untuk para pembacanya.
Baca Juga: