Sistem Ekonomi: Pengertian, Macam, Pelaku, Karakter dan Contoh

Sistem ekonomi mengacu pada struktur dan organisasi ekonomi suatu negara atau masyarakat. Sistem ini melibatkan bagaimana sumber daya ekonomi seperti tenaga kerja, modal, teknologi, dan tanah dikelola, didistribusikan, dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Ada beberapa jenis sistem yang berbeda, dan masing-masing memiliki prinsip-prinsip dan karakteristiknya sendiri. Juga memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Pemilihan sistem biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, sejarah, dan tujuan sosial-politik suatu negara.

Sistem tersebut juga dapat berubah seiring waktu sebagai respons terhadap perubahan lingkungan ekonomi dan sosial. Indonesia dikenal menerapkan sistem ekonomi Pancasila yang dianggap paling sesuai dengan budaya bangsa. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Sistem Ekonomi

Pengertian Sistem Ekonomi

Sistem ini merupakan cara sebuah negara untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan ekonomi. Di dalamnya terdapat struktur dan berbagai unsur perekonomian yang saling berhubungan dan membantu untuk mengatasi permasalahan ekonomi agar mencapai tujuan tertentu.

Termasuk pengelolaan sumber daya alam, manusia, teknologi, distribusi dan banyak hal lainnya yang berhubungan dengan perekonomian. Sistem ini menjadi sangat penting karena bisa mempengaruhi status perekonomian sebuah negara dan rakyatnya.

Jenis-Jenis Sistem Ekonomi di Dunia

Jenis-Jenis Sistem Ekonomi

Terdapat beberapa jenis sistem berbeda yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Penerapannya akan disesuaikan dengan sistem perekonomian di masing-masing negara. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Ekonomi Tradisional

Dalam sistem tradisional, keputusan ekonomi didasarkan pada tradisi, adat, dan kebiasaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sumber daya dialokasikan berdasarkan pola yang telah mapan, dan perubahan dapat terjadi dengan lambat.

Sistem ini sering ditemukan dalam masyarakat yang lebih terpencil dan bergantung pada pertanian, perburuan, atau aktivitas ekonomi tradisional lainnya. Produksi hanya menggunakan peralatan sederhana dan hasilnya tidak diperjualbelikan karena digunakan untuk mencukupi masyarakatnya saja.

2. Ekonomi Liberal atau Pasar

Sistem ini memberikan kebebasan pada masyarakatnya untuk melakukan kegiatan produksi, pendistribusian dan konsumsi. Tujuannya adalah mencari keuntungan sebesar dan sebanyak mungkin. Negara hanya mengawasi dan sering kali tidak ikut campur. Itu sebabnya juga disebut sistem kapitalis.

Contoh negara yang menganut sistem ini adalah Amerika Serikat dan Eropa seperti Inggris dan Jerman. Karena prinsipnya adalah liberalisme dan kapitalisme. Di mana kebebasan dan keuntungan menjadi fokus utamanya.

3. Ekonomi Komando

Jenis ini adalah kebalikan dari sistem liberal. Karena bukannya memberikan kebebasan, sistem komando membuat pemerintah yang menguasai seluruh sumber daya dan modal dalam perekonomian negaranya. Sistem seperti ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Itu sebabnya sistem ini disebut sistem ekonomi sosialis. Negara yang menganut sistem ini adalah Korea Utara, China, dan Rusia.

4. Ekonomi Campuran

Disebut campuran karena sistem ini memanfaatkan kelebihan sistem liberal dan komando. Artinya pemerintah dan sektor swasta sama-sama berperan dalam perekonomian. Dengan begitu sistem ini bisa menghindarkan penguasaan oleh pihak-pihak tertentu saja.

Contoh negara yang menggunakan sistem ini adalah Brazil, Malaysia, Mesir, Filipina, Perancis dan India. Masyarakat memiliki kebebasan dalam menjalankan perekonomian tapi kendalinya tetap dipegang oleh pemerintah.

Ciri-Ciri Beragam Sistem Perekonomian

Dengan banyaknya ragam sistem yang ada, maka untuk membedakannya dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri setiap sistem perekonomian yang digunakan. Karena masing-masing sistem terkait dengan kebijakan kenegaraan mereka. Seperti penjelasan di bawah ini:

1. Ekonomi Tradisional

Sesuai sebutannya, sistem perekonomian seperti ini biasanya sangat sederhana. Sistem produksi dilakukan tanpa teknologi canggih. Hasil produksi hanya untuk masyarakat, sering kali menggunakan sistem barter. Kegiatan produksinya adalah pertanian, perkebunan, berburu, dan peternakan.

2. Ekonomi Liberal atau Pasar

Dalam sistem ini pemerintah tidak banyak berperan dan masyarakat bebas melakukan tindakan ekonomi. Akibatnya akan terjadi persaingan dan kegiatan perekonomian akan selalu tergantung pada kondisi pasar. Mereka yang bermodal besar bisa menguasai pasar,

Masyarakat akan terbagi menjadi golongan pemberi kerja dan golongan penerima kerja. Masing-masing bebas menentukan bidang usaha yang ingin dilakukan atau pekerjaan yang ingin dikerjakan. Pilihan memang jadi bebas sesuai keinginan.

3. Ekonomi Komando

Pemerintah menguasai seluruh sumber daya sehingga kegiatan perekonomian diatur ketat oleh pemerintah. Sifatnya kemudian membuat masyarakat hanya berfungsi sebagai pelaksana dan tidak bisa melakukan inovasi atau berkreasi jika tidak disetujui oleh pemerintah.

4. Ekonomi Campuran

Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah, pihak swasta serta masyarakat bersama-sama mengelola perekonomian negara. Namun pemerintah yang mengendalikan sumber daya yang penting seperti air, listrik, hutan, dan lainnya.

Masyarakat bisa melakukan produktivitas dengan bebas, baik jenis maupun metodenya. Bahkan juga harga jualnya. Namun pemerintah tetap mengawasi dan bisa menetapkan harga jual pasaran yang dianggap paling aman secara umum.

Kelebihan dan Kekurangan Setiap Sistem Perekonomian

Semua sistem ekonomi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Itu sebabnya setiap negara akan membuat penyesuaian dengan situasi dan kondisinya negaranya masing-masing. Tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat dengan pengelolaan yang menurut mereka paling sesuai.

1. Ekonomi Tradisional

Kelebihan dari sistem ini adalah tidak terjadinya eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Karena tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan bukan mencari keuntungan. Hal tersebut juga jadi mengurangi potensi konflik.

Kekurangannya adalah hasil produksi yang terbatas, pertumbuhan ekonomi lambat dan sering kali pertukaran atau barter ternyata tidak seimbang nilainya. Misalnya seekor ayam ditukar dengan singkong satu pohon. Nilai ayam tentunya lebih tinggi sehingga tidak seimbang barter-nya.

2. Ekonomi Liberal atau Pasar

Kelebihan sistem ini adalah kebebasan bagi setiap orang untuk mempunyai produktivitas tinggi di bidang ekonomi. Mereka bisa berinovasi untuk menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan pasar. Namun mereka yang bermodal kecil akan kalah dengan yang bermodal besar.

Sayangnya, sistem ini bisa menciptakan kesenjangan ekonomi yang menyolok antara golongan yang kaya dan miskin. Kekurangan ini diperburuk dengan meningkatnya persaingan dan kemungkinan terjadinya monopoli untuk menguasai pasar. Hal ini bisa memicu resesi atau krisis perekonomian.

3. Ekonomi Komando

Keuntungan dari sistem ini adalah masyarakat akan dijamin oleh negara. Juga lebih mudah bagi pemerintah untuk mengendalikan harga serta inflasi. Pendapatan masyarakatnya merata dan jarang sekali mengalami krisis ekonomi.

Kekurangannya adalah sektor swasta tidak maksimal karena pemerintah yang harus mengambil keputusan. Sering kali keputusannya bersifat memaksa, kualitas produk yang tidak maksimal dan tidak diakuinya barang milik pribadi. Ini berbahaya jika pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyat.

4. Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran memiliki kelebihan karena bisa meningkatkan kreativitas pengusaha bahkan pengusaha kecil seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Karena bisa menghindari adanya monopoli. Asalkan peran pemerintah bisa seimbang agar tidak terjerumus ke sistem komando atau liberal.

Sistem Perekonomian Indonesia

Dari pembahasan yang dijelaskan di atas terlihat bahwa Indonesia tidak disebut memilih salah satu tipe tersebut. Meskipun hampir mirip dengan sistem campuran. Hal ini disebabkan karena Indonesia menganut sistem perekonomian Pancasila.

Hal ini sudah diatur di dalam UUD 1945 pada pasar 33 yang intinya sangat mirip dengan sistem campuran. Di mana pemerintah menguasai bumi, air dan kekayaan alam yang ada, termasuk cabang produksi yang penting bagi seluruh masyarakat (listrik, air, bahan bakar).

Namun pengaturan perekonomian berlandaskan prinsip demokrasi dan kebersamaan dan berazas kekeluargaan. Dengan mempertimbangkan kelanjutan dan wawasan lingkungan. Hal ini terkait dengan faktor internal Indonesia seperti geografi, kualitas sumber daya, manusia dan kondisi fisik Indonesia.

Sambil juga mempertimbangkan faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, keamanan global dan situasi perekonomian serta politik yang terjadi di dunia. Jadi pemerintah tetap mengawasi agar kegiatan perekonomian tetap stabil, tidak monopoli, atau kecurangan lainnya.

Ciri Perekonomian Pancasila

Perekonomian berdasarkan Pancasila memiliki landasan yang sama berdasarkan UUD 1945. Karena itu prinsipnya tetap demokrasi. Sehingga masyarakat memiliki kebebasan untuk berusaha dan melakukan tindakan ekonomi asalkan tidak melanggar ketetapan aman yang sudah dibuat oleh pemerintah.

Pemerintah tetap memegang kendali khususnya untuk berbagai sumber daya yang penting bagi seluruh masyarakat. Karena tujuannya adalah untuk kesejahteraan bersama seluruh masyarakat. Pemanfaatan dan pengelolaannya memang harus diawasi agar tetap berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Hal tersebut penting karena perlu menghindari terjadinya eksploitasi sumber daya alam, khususnya yang tidak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Kemudian juga menggalakkan alternatif sumber daya alam yang terbarukan seperti matahari, angin, dan air.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Perekonomian Pancasila

Dari segi kelebihan, tentu saja cukup menguntungkan bagi rakyat Indonesia karena memiliki hal untuk berusaha dan produktif. Asalkan dilakukan sesuai kebijakan yang diatur oleh pemerintah sehingga tujuannya adalah kemakmuran seluruh rakyat.

Dengan sistem ini, usaha kecil juga bisa diusahakan ikut maju dan memiliki peran dalam pasar perekonomian. Sehingga bisa mendaya gunakan kemampuan masyarakat serta kekayaan daerah untuk memajukan perekonomian masyarakatnya.

Namun bagaimanapun tetap ada kekurangannya karena pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perekonomian akan lebih lambat. Karena pemerintah perlu mempertimbangkan kepentingan bersama untuk rakyat banyak.

Pemerintah juga perlu membatasi wewenang dan campur tangannya agar tidak menjadi seperti perekonomian komando. Tapi juga tidak lepas tangan seperti perekonomian kapitalis. Campur tangan masyarakat memang amat dibutuhkan sebagai pengawasan bersama.

Prinsip Perekonomian Pancasila

Seperti yang digariskan dalam pasal 33 pada UUD 1945, prinsip perekonomian Pancasila memiliki dasar sebagai berikut:

  • Tujuannya adalah keadilan dan kesejahteraan sosial yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia.
  • Menekankan keseimbangan antara pembangunan bidang ekonomi dengan pembangunan bidang sosial. Agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pembangunan ekonomi yang dilakukan.
  • Semangat gotong royong serta kerja sama agar tujuan bersama dapat dicapai.
  • Berjuang untuk kesejahteraan bersama bukan suatu kelompok atau suatu daerah saja.
  • Pemerintah berfungsi sebagai fasilitator untuk menjamin kesejahteraan ekonomi dan sosial. Bukan sebagai pemilik sumber daya ekonomi yang mirip ekonomi komando.
  • Azas kekeluargaan serta musyawarah untuk mufakat tetap dijunjung tinggi. Sehingga bisa saling mendukung, bukan jadi monopoli demi keuntungan satu pihak saja.

Sistem ekonomi sebuah negara pada prinsipnya akan mengikuti kebijakan pemerintahnya yang menyesuaikan dengan keadaan negara tersebut. Indonesia menganut sistem perekonomian Pancasila karena memang sesuai dengan landasan negara dan masyarakatnya.

Namun sistem perekonomian memang beragam dan masing-masing dianut oleh negara-negara yang sesuai dengan prinsip tersebut. Tinggal bagaimana hubungan antar negara-negara di dunia menjalin kerja sama perekonomian.

Baca Juga: