Ilmu akuntansi menjadi salah satu yang paling tua di dunia. Sejarah akuntansi dimulai bahkan ribuan tahun sebelum masehi dengan dinamika yang terus berkembang. Hingga saat ini, ilmu akuntansi masih relevan dengan berbagai bidang karena menyangkut pencatatan transaksi keuangan.
Ilmu ini menjadi dasar dalam berbisnis dan hal-hal lain yang menyangkut korporasi. Hampir setiap bidang yang menyangkut bisnis akan membutuhkan pencatatan yang baik. Mereka yang mengerjakan tugas akuntansi disebut dengan akuntan.
Apabila kamu tertarik dengan ilmu ini, ada baiknya kamu mempelajari sejarah dan perkembangannya, baik di Indonesia maupun di dunia. Melalui artikel ini, kamu akan mendapatkan informasi sejarah tentang akuntansi yang lengkap.
Sejarah Akuntansi Dunia
Zaman Mesir Kuno
Awal mula praktik akuntansi telah terjadi sejak zaman Mesir Kuno, yakni sekitar tahun 2920 SM. Di zaman tersebut, orang-orang Mesir sudah melakukan perdagangan antar daerah. Mereka selalu mencatatkan transaksi secara sederhana. Dari sinilah sejarah akuntansi dimulai.
Pencatatan keuangan ala orang Mesir dilakukan di atas lembaran daun. Mereka kemudian menyimpan lembaran daun tersebut sebagai buktinya. Pencatatan tidak hanya antar penjual dan pembeli saja, namun juga pencatatan tentang penjualan yang dipegang oleh penjualan.
Pada zaman tersebut, transaksinya menjadi versi yang paling konvensional. Mereka sama sekali tidak mengenal sistem keuangan melainkan barter. Orang Mesir Kuno akan mencatat apa saja barang yang mereka bawa kembali setelah berdagang baik di Mesir maupun setelah berlayar.
Pengetahuan sejarah akuntasi di era ini awalnya disebabkan karena ditemukannya gudang-gudang kuno di Mesir. Gudang ini menyimpan harta berharga orang Mesir seperti emas, pertama, hewan ternak, tekstil, dan gandum. Semua barang-barang tersebut tercatat dalam lembaran daun.
Zaman Babilonia
Seribu tahun setelah zaman Mesir Kuno, diketahui bahwa akuntansi juga dikenal oleh masyarakat yang hidup di zaman Babilonia. Zaman ini dimulai pada tahun 1894 SM yang menempati Mesopotamia, area yang ada di Sungai Tigris dan Eufrat.
Di zaman ini, pencatatan akuntansi menjadi lebih maju karena bukan lagi dilakukan di atas daun tetapi di atas lempengan tanah liat. Orang Babilonia menyebutnya sebagai tablet. Tablet ini banyak ditemukan dengan macam-macam informasi yang berkaitan dengan akuntansi.
Informasi yang ada di atas lempengan tanah liat tersebut di antaranya adalah barang yang ditukarkan, orang yang menjual, orang yang membeli, dan waktu saat transaksi dilakukan. Mereka juga sudah mencatatkan arus keluar, sehingga lebih modern dari zaman Mesir Kuno.
Selain itu, orang Babilonia juga mengenal prinsip peminjaman. Jadi, tidak hanya transaksi pembelian dan penjualan saja yang dicatat. Di atas tablet ada beberapa informasi seperti debitur, kreditor, waktu pembayaran, dan juga jumlah serta jenis barang yang dipinjamkan.
Zaman Cina Kuno
Di era ini, sejarah akuntansi pun tercatat dengan baik. Awal mula akuntansi di zaman Cina Kuno adalah pada saat dinasti Chao karena dianggap lebih modern, jauh lebih baik daripada era Babilonia. Hanya saja, pencatatan akuntansi di zaman ini fokus pada program yang ada di masa dinasti tersebut.
Zaman Cina Kuno sudah menggunakan lembaran kertas yang cukup awet dan banyak peninggalannya yang bisa digali hingga saat ini. Isi dari catatan akuntansi mereka pun berupa penjualan dan laba yang mereka terima, baik transaksi yang ada di area mereka atau saat mereka memulai pelayaran di masa tersebut.
Zaman Yunani Kuno
Praktik akuntansi yang terjadi di zaman Yunani Pertengahan menjadi awal mula sejarah akuntansi yang ada di Eropa. Catatan transaksinya menjadi yang tertua di benua ini. Isi transaksinya cenderung berfokus kepada penjualan dan peminjaman. Di zaman ini dikenal istilah aktiva dalam akuntansi.
Yunani Pertengahan yang mengenal akuntansi dimulai pada abad 4SM yang kemudian semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan ilmu akuntansinya yang semakin maju, Yunani juga menjadi negara yang bisa diandalkan dalam hal ekonomi. Itu sebabnya peradaban ini menjadi yang paling modern saat awal Masehi.
Zaman Romawi Kuno
Di zaman ini, pencatatan akuntansi lebih modern ketimbang masa di Yunani Kuno. Peradaban Romawi sudah mengenal alat tukar yang berupa koin. Mereka tidak lagi melakukan barter. Pencatatan yang dilakukan dalam sejarah akuntansi Romawi disebut dengan Zenon Papyri.
Orang-orang di zaman Romawi juga sudah mengenal sistem pajak dan ada akuntan tersendiri yang akan menilai besaran pajak yang harus dibayarkan oleh setiap orang. Pada praktiknya, mereka akan membayarkan pajak secara berbeda tergantung dari hukum pajak yang diatur oleh pemerintah.
Selain itu, pemerintah dalam zaman Romawi Kuno juga sudah melakukan banyak program yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan. Pencatatan dalam bentuk buku akuntansi ini bertujuan sebagai bentuk tanggung jawab dan juga alat deteksi efisiensi ekonomi di masa itu.
Pada zaman ini pla, orang-orang mulai mengenal standar akuntansi yang lebih baik. dalam buku Zenon Papyri tempat mereka menyatakan akuntansi, sudah ada beberapa istilah akuntansi berupa kode atau singkatan. Pencatatan kas ala orang Romawi dilakukan setiap bulan dengan rapi.
Zaman Modern
Akuntansi di zaman modern mengacu pada akuntansi yang ditemukan oleh Luca Pacioli. Buku yang dibuat oleh Pacioli berjudul Summa de Aritmatica. Di dalam buku ini, Pacioli menyampaikan teori akuntansi. Publikasi mengenai akuntansi yang ditulis olehnya adalah pada tahun 1494.
Pacioli memperkenalkan sebuah sistem akuntansi yang rapi, di mana arus kas yang terbentuk dalam pembukuan dilakukan berpasangan. Berhubung dia adalah orang Italia, maka buku teori akuntansi ini berkembang dengan sangat pesat di Italia. Secara ekonomi, Italia menjadi maju di Eropa kala itu.
Kemudian, ilmu yang satu ini terpisah dari aritmatika dan diberi nama akuntansi. Meskipun Perang Dunia II mengguncangkan ekonomi di banyak wilayah, ilmu yang satu ini masih tetap berkembang dengan pesat. Aturan akuntansi pun berlaku di dunia dan tidak hanya di area tertentu saja.
Ada dua sistem dalam akuntansi dunia, yakni Kontinental di Eropa dan Anglo Saxon di Amerika Serikat. Perkembangan ini membuat transaksi keuangan menjadi lebih mudah. Meski begitu, isi teorinya tetap mirip dengan isi hak memiliki usaha, kekayaan, rugi, dan laba.
Sejarah Akuntansi Indonesia
Awal Mula Akuntansi di Indonesia
Awal akuntansi di Indonesia dimulai dari jalur perdagangan yang dibawa Belanda melalui VOC. Sistem ini mulai dikenal pada sekitar tahun 1642. Saat itu diyakini sebagai awal mula perkembangannya dan sistem yang digunakan adalah sistem Kontinental.
Hingga saat ini belum ditemukan bukti konkret bahwa Indonesia sudah memulai masa mengenal akuntansi dari zaman kerajaan. VOC memulainya dengan mencatatkan hasil penjualannya dalam sebuah buku kas. Banyak juga istilah yang digunakan Belanda dalam catatan akuntansinya.
Masa Kebangkrutan VOC
Dengan bangkrutnya VOC, Belanda pun mengalami kemunduran ekonomi namun digantikan oleh Kerajaan Belanda. Pada masa ini, banyak sekali perusahaan yang tubuh namun di bawah kekuasaan orang-orang Belanda. Praktik perdagangan kala itu malah lebih maju daripada masa VOC.
Karena menjamurnya perusahaan di nusantara, orang-orang Belanda akhirnya tertarik untuk mengontrol tumbuhnya perusahaan. Belanda mengirimkan anggota dari NIVA, yakni Institut Akuntansi Belanda untuk membuat pembukuan yang baik dan benar.
Pada awal 1990-an tepatnya tahun 1918, Belanda mendirikan sebuah kantor akuntan publik. Kantor ini menjadi kantor yang ada pertama di Indonesia. Nama kantornya adalah Frese & Hogeweg. Kantor lainnya yang ikut berdiri di Indonesia adalah H. Y. Voerens.
Pengaruh Kemerdekaan
Setelah ditinggalkan oleh Belanda, pemerintah Indonesia mengalami kemerosotan dalam hal ilmu akuntansi. Pasalnya, hanya ada satu akuntan di Indonesia, yakni Prof. Dr. Abutari pasca kemerdekaan. Hal ini membuat akuntansi menjadi hal asing di masa tersebut.
Kemudian, menyadari pentingnya praktik akuntansi yang baik untuk kemajuan ekonomi di Indonesia, maka dibuatlah jurusan akuntansi yang pertama di Indonesia pada tahun 1952. Jurusan ini dibuat di Universitas Indonesia, tepatnya di fakultas ekonomi.
Kemunculan program akuntansi pun ditiru oleh beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia sejak saat itu. Kemudian, pemerintah mengesahkan uu tahun 1954 dengan nomor 34 yang merujuk istilah akuntansi dalam ekonomi, yakni pembukuan transaksi.
Akuntansi Modern di Indonesia
Perkembangan akuntansi di Indonesia memasuki masa yang modern ketika diciptakannya organisasi bernama Ikatan Akuntan Indonesia untuk mereka yang berprofesi sebagai akuntan. Ini menjadi sejarah akuntansi baru bagi Indonesia. Peresmian IAI adalah tanggal 23 Desember 1957.
Awalnya, Indonesia mengadopsi sistem Kontinental yang dibawa oleh Eropa. Seiring dengan perkembangannya, Indonesia mengubah sistemnya menjadi Anglo Saxon mengikuti Amerika Serikat. Akuntan yang memiliki peran dalam hal ini adalah Utomo Josodirdjo.
Utomo Josodirdjo dinobatkan sebagai seorang bapak akuntan Indonesia. Pencapaiannya dalam sejarah akuntansi Indonesia adalah mengubah sistem tata buku dan pemodelan dalam akuntansi. Sekarang, akuntansi di Indonesia pun mengadopsi teknologi karena praktis dan lebih cepat.
Teknologi dalam Akuntansi
Saat ini, dunia akuntansi pun diisi dengan berbagai teknologi yang membuat proses perhitungan transaksi dan hal lainnya menjadi lebih cepat. Sebelumnya, pembukuan dilakukan di atas kertas. Sekarang, pembukuan dilakukan dengan bantuan software.
Penggunaan software diperbolehkan selama memenuhi standar operasional dan prosedur. Penerapan teknologi software malah memudahkan pekerjaan seorang akuntan dengan data yang banyak. Sebab semakin besar perusahaan, makin banyak pula transaksinya.
Dengan adanya software dan kini datangnya Big Data, pekerjaan ini pun bisa menjadi lebih kompleks, namun memudahkan akuntan dalam hal pembukuan. Meski begitu, hal ini tidak berarti bahwa sejarah akuntansi terlupakan begitu saja. Malah, akan menambah kualitas dan produktivitas.
Perkembangan akuntansi saat ini juga merambah penggunaan Cloud yang membuat sistem menjadi lebih ringan. Banyaknya data transaksi pun tidak menjadi masalah bagi sebuah perusahaan. Prinsip akuntansi pun tidak berubah dengan adanya pengaruh teknologi software dan cloud.
Perkembangan akuntansi di dunia memiliki sejarah yang sangat panjang. Ilmu ini sudah digunakan secara sederhana dari zaman Mesir Kuno, yang kemudian terus berkembang ke zaman-zaman setelahnya. Akuntansi pun masih berlaku sama seperti dulu, yakni mencatat keuangan dan transaksi.
Sejarah akuntansi yang pernah terjadi baik di dunia maupun di Indonesia akan terus mengalami perkembangan karena membantu para akuntan. Prinsip akuntansi tidak hanya untuk perusahaan besar, namun juga skala kecil. Itu sebabnya, banyak sekolah yang sudah mengenalkan akuntansi sebagai pelajaran.
Baca Juga: